kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Berkali-kali Gagal, Pria Aceh Besar Ini Tak Pernah Nyerah

Berkali-kali Gagal, Pria Aceh Besar Ini Tak Pernah Nyerah

Rabu, 29 September 2021 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Adli Pria asal Indrapuri, Aceh Besar. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Adli, pria asal Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, merupakan sosok yang tidak mengenal lelah dalam mencapai cita-citanya, berulang kali gagal namun tetap semangat meraih mimpi.

Melanjutkan studi S2 adalah perjuangan terberatnya, Adli memilih untuk mendaftar beasiswa LPDP sejak tahun 2013, 2015 dan 2016. Gagal bukan berarti harus menyerah dan berhenti, semboyan itulah yang melekat dijiwa Adli.

Setelah gagal di percobaan tahun 2013 dan 2015, akhirnya ia lulus di tahun 2016 dengan beasiswa LPDP dalam program Magister Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan di Universitas Gajah Mada. Sedangkan S1 di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Ar-raniry, Banda Aceh.

Adli menyadari, penyebab kegagalannya itu terletak pada penguasaan bahasa inggris yang masih sangat basic, untuk itu ia memilih berangkat ke Kampung Inggris Pare, Kediri, Provinsi Jawa Timur. Selama disanalah ia mendapat banyak perubahan, bahasa inggrisnya jauh lebih meningkat dan disaat tes TOEFL nilainya sudah mencukupi untuk target lulus LPDP.

Tertarik di bidang komunikasi pembangunan merupakan passion yang ditemukannya saat bekerja di Sulawesi Barat Kabupaten Majene di tahun 2013-2015. Disana ia sangat prihatin dengan kondisi masyarakat Majene, dengan penuh keterbatasan mulai dari listrik, internet dan fasilitas lainnya, yang seharusnya daerah lain sudah menggunakannya akan tetapi disana masih sangat terbatas.

"Misal untuk mendapatkan jaringan telpon itu saja harus tempel HP di dinding, baru bisa bicara. Ketika tenggelam matahari ya tenggelam, kecuali desa-desa yang layanan listrik cukup dan memliki panel surya, mereka bisa punya listrik yang sedikit agak panjang," ungkapnya.

Pengalaman itulah yang menumbuhkan keinginannya harus melanjutkan studi komunikasi pembangunan yang bisa menjadi jembatan dan bisa memediasi masyarakat yang lebih kecil. Saat mendaftar LPDP ia juga mengirim essay yang berdasarkan pengalamannya di Majene.

Setelah selesai S2, ia memilik terjun ke dunia pendidikan menjadi seorang dosen di UIN Ar-Raniry, kemudian tidak lama setelah disana ia mendapat panggilan untuk mengajar di Universitas Sumatera Selatan, Palembang.

"Selama mendapat beasiswa juga alhamdulillah bisa membantu keuangan keuarga, apalagi keluarga saya banyak taitu 8 bersaudara," katanya.

Adli berasal dari keluarga yang sederhana, keduanya orangtuanya hanya tamat sekolah dasar, namun perjuangan orangtua telah berhasil membawa anak-anak untuk menyelesaikan pendidikan SMA, hanya beberapa yang menjadi sarjana.

Terakhir, Adli berpesan untuk seluruh anak muda Aceh harus memiliki semangat yang tinggi, jangan takut untuk bermimpi, kalau jatuh bangun lagi dan lagi. 

"Gunakanlah masa mudamu untuk meraih mimpimu, karena penyesalan pasti datang diakhir, bahagiakan orangtuamu selagi ia masih ada dan jangan pernah tinggalkan kewajiban 5 waktu," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda