Beranda / Berita / Aceh / Berikut Rangkuman Demo Sejak 5-12 September 2022 Terkait Penolakan Kenaikan Harga BBM di Aceh

Berikut Rangkuman Demo Sejak 5-12 September 2022 Terkait Penolakan Kenaikan Harga BBM di Aceh

Rabu, 14 September 2022 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah massa dari berbagai organisasi kepemudaan (OKP) yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Aceh Menggugat (AGAM) Jumat siang (9/9/2022). [Foto: Dialeksis/ftr]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejak naiknya harga BBM, aksi penolakan terus terjadi. Penolakan ini dilakukan melalui unjuk rasa yang dilakukan segelintir mahasiswa/i, OKP, dan juga Partai Politik yang ada di Aceh.

Beberapa aksi unjuk rasa itu juga ada yang berlangsung ricuh hingga menyebabkan beberapa papan bunga sampai terbakar. bahlan juga ada yang hampir memakan korban karena adanya tembakan gas air mata yang mengenai salah satu demonstran dibagian dada.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah massa dari berbagai organisasi kepemudaan (OKP) yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Aceh Menggugat (AGAM) Jumat siang (9/9/2022). [Foto: Dialeksis/ftr]

Berdasarkan hasil litbang Dialeksis.com pada Rabu (14/9/2022), berikut beberapa aksi yang sudah dirangkum, simak: 

- Senin (5/9/2022) sekiranya pukul 09.00 WIB bertempat di depan Gedung DPRA sudah dilakukan aksi unjuk rasa oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Ar Raniry Aceh. 

Aksi tersebut dilakukan dengan isi tuntutan menolak kenaikan harga BBM, menuntut penurunan tarif listrik, dan menuntut pemberantasan mafia Migas.

Aksi itu tertera pada informasi yang diterima Dialeksis.com, dengan Jumlah massa lebih kurang 100 orang. Aksi itu berdasarkan pantauan Dialeksis.com memadati gedung DPRA yang terlihat nampak ribuan mahasiswa/i yang ikut dalam aksi tersebut.

- Selasa (6/9/2022), selanjutnya, disusul oleh mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) sekiranya pukul 09.30 WIB juga melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRA. Aksi tersebut juga membawa tuntutan yang sama, yaitu menolak kenaikan harga BBM. Estimasi massa berjumlah 1000 orang lebih.

- Rabu (7/9/2022), aksi kemudian digelar kembali. Kali ini berasal dari mahasiswa UIN Ar Raniry lagi. Aksi ini kemudian dilakukan kembali di depan kantor DPRA. 

Aksi tersebut berlangsung dengan ricuh. Dalam aksi tersebut amatan Dialeksis.com sejumlah papan bunga yang terpasang di jalan depan gedung DPRA dibakar.

Aksi tersebut juga mendapat respon dari para pengusaha papan bunga yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Dalam rilisnya yang diterima Dialeksis.com, FORTUFLOBA menyatakan sangat menyesal atas aksi Anarkis yang dilakukan sejumlah oknum mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh yang dilakukan di depan Gedung DPRA. 

Atas aksi anarkis tersebut, pihak FORTUFLOBA mengalami kerugian yang besar. Adapun 44 papan bunga yang dibakar dan kerugian yang dialami mencapai lebih kurang Rp 90 Juta.

Aksi unjuk rasa yang terjadi didepan Gedung DPRA berakhir ricuh. Sejumlah papan bunga milik pengusaha hingga rusak dan hancur akibat dibakar oleh sejumlah oknum. [Foto: Dialeksis]

Atas aksi tersebut juga, Rektor UIN Ar Raniry Prof Dr Mujiburrahman menegaskan pihaknya akan bertanggung jawab atas perusakan dan pembakaran papan bunga milik sejumlah pengusaha. 

“Atas nama perguruan tinggi kita akan bertanggungjawab,” ujar Prof Mujiburrahman kepada wartawan saat menghadiri pelantikan Sekda Aceh di Anjong Mon Mata, Kamis (8/9/2022). 

- Kamis (8/9/2022), aksi unjuk rasa kemudian kembali digelar di depan gedung DPRA yang diikuti oleh para Pekerja/Buruh yang berasal dari berbagai elemen. Aksi tersebut dilakukan dengan tuntutan yang sama, yaitu menolak kenaikan harga BBM.

- Jumat (9/9/2022), ada beberapa aksi yang digelar pada hari yang sama, pertama APCI menggelar aksi terkait ‘Selamatkan Institusi Polri’. Aksi tersebut berlangsung di simpang lima Banda Aceh. Unjuk rasa dilakukan di pagi hari sekiranya pukul 09.00 WIB.

Komite Bineh Jalan juga menggelar aksi damai di depan gedung DPRA. Aksi tersebut berlangsung pada pukul yang sama 09.00 WIB.

Kemudian, disusul oleh AGAM (Aliansi Gerakan Aceh Menggugat) ini berlangsung di depan gedung DPRA pada pukul 14.00 WIB hingga merdeka.

Aksi ini juga disusul oleh sejumlah mahasiswa sekiranya pukul 15.30 WIB di bundaran simpang lima Banda Aceh oleh mahasiswa USK dengan massa berjumlah 1.000 orang dengan tuntutan yang sama.

- Sabtu (10/9/2022), bahkan aksi unjuk rasa dilakukan oleh salah Partai Politik yaitu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banda Aceh. Aksi unjuk rasa itu berlangsung di bundaran simpang lima Banda Aceh yang diikuti oleh sejumlah pengurus dan kader partai. 

- Senin (12/9/2022), demo kembali digelar, kali ini berlangsung di wilayah Aceh Barat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat bergerak yang melakukan long march menuju Gedung DPRK Aceh Barat.

Demo tersebut juga membawa misi yang sama yaitu menolak kenaikan harga BBM. Aksi tersebut berlangsung ricuh hingga salah seorang pendemo tergeletak ditengah jalan karena tembakan gas air mata yang mengenai bagian dadanya.

Demo di Aceh Barat Ricuh, Satu Warga Tergelatak Usai Tertembak Gas Air Mata (Arsip Istimewa)

Dihari yang sama, aksi demo juga berlangsung di kota Lhokseumawe tepat di depan Gedung DPRK Kota Lhokseumawe.

Aksi tersebut juga berlangsung ricuh hingga menyebabkan kaca jendela kantor dewan pecah akibat terkena lemparan batu. Aksi itu diikuti oleh sejumlah Mahasiswa UNIMAL.

Aksi unjuk rasa didepan gedung DPRK Kota Lhokseumawe. [Foto: Humas Polda Aceh]

Dalam konferensi persnya, ricuhnya aksi tersebut diduga adanya penyusup yang berupaya memperkeruh suasana. Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Lapangan, Aris Munandar dalam konferensi persnya pada Selasa (13/9/2022).

Berikut sedikit rangkuman hasil litbang Dialeksis.com, pada Rabu (14/9/2022) terkait aksi unjuk rasa terkait Penolakan Kenaikan BBM di Aceh.

Rangkuman tersebut berdasarkan undangan atau informasi yang diterima oleh pewarta Dialeksis.com secara berkala melalui via telepon, Whatsapp dan dihimpun dari banyak sumber sejak adanya kebijakan kenaikan BBM di Indonesia. [ftr/bna]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda