Bener Meriah Akan Memiliki Penangkaran Benih Kentang
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Redelong - Bener Meriah akan memiliki screen house, untuk menangkar benih kentang. Direncanakan pada tahun 2020 negeri di lembahBurni Telong ini akan mampu menyediakan bibit kentang.
"Insya Allah pada tahun 2020, Pemkab Bener Meriah akan menganggarkan dana untuk screen house (penangkaran bibit kentang). Hal itu dilakukan untuk membantu petani. Harga bibit kentang unggul didapat petani, harganya juga tidak terlalu mahal," sebut Tgk. Syarkawi Bupati Bener Meriah.
Hal itu disampaikan Abuya, panggilan akrabnya ketika melakukan panen kentang perdana untuk jenis granola (G0), dimana kentang itu akan dikembangkan untuk bibit (G2), di Kampung Delung Tue, Kecamatan Bukit, Minggu(13/10/2019).
Menurut Abuya, bibit kentang selama ini didatangkan dari Bandung, otomatis harganya agak sedikit mahal. Untuk membantu petani khususnya kentang, harus dilakukan upaya screen house, tersedianya bibit kentang.
Abuya yang didampingi Kadis Pertanian Abadi, serta sejumlah kadis lainya, bersama masyarakat Delung Tue, Delung Asli, melakukan panen kentang yang dikembangkan kelompok tani Genap Sepakat. Kentang yang dikembangkan kelompok tani ini juga dalam partai besar.
Menurut Hamdani, salah seorang kelompok tani itu, kepada Abuya menjelaskan, masyarakat menanam kentang di area yang hanya 5.000 meter persegi. Bibit yang dibutuhkan untuk memenuhi lahan seluas itu mencapai 18.000.
"Modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan kentang ini relatif besar mencapai Rp 100 juta. Nilai itu diperuntukan untuk mengolah lahan, menyiapkan bibit, pemeliharaan dan untuk keperluan panen," sebut Hamdani.
Abuya yang selama ini terbiasa hidup dengan pertanian terlihat tidak canggung saat melakukan panen kentang bersama Nikmah, istrinya. Bahkan Abuya membolak balik tanah membandingkan buah kentang antara yang besar dan yang kecil.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penimbangan kentang. Ada angka 2,5, tiga kilogram perpohon, namun ada juga yang mencapai 5 kilogram perbatang benih ini.
"Kalau rata rata perbatang menghasilkan 2,5 kilogram, maka hasilnya bisa mencapai 45.000 kilogram. Hasil 45 ton ini untuk lahan setengah hektar ini sudah alhamdulilah. Jangan lupa kita bersukur atas karunia ini," sebut Abuya.
"Semoga ke depanya, usaha penanaman kentang ini juga akan semakin membaik. Managemennya juga semakin bagus, dan kualitasnya tetap terjaga. Negeri kita ini subur, rahmat dari Allah, karena tidak semuanya negeri memiliki tanah yang subur," sebut bupati.
Di sela sela panen kentang itu, Abuya juga sempat menyentil soal kopi Gayo yang kini hangat dibicarakan, karena ada koperasi yang menyebutkan terindikasi terkena herbisida glyshopate.
"Kopi Gayo masih kopi terbaik dunia. Eskportir kita tidak bermasalah dengan buyer yang meminta pesanan kopi. Untuk itu kita jangan terpengaruh dengan isu yang menyudutkan tanaman kopi kita," jelasnya. (baga)