Beranda / Berita / Aceh / Bendungan Rukoh di Pidie Ditargetkan Selesai Tahun 2022

Bendungan Rukoh di Pidie Ditargetkan Selesai Tahun 2022

Senin, 24 Februari 2020 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun bendungan yang masuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu Bendungan Rukoh yang berlokasi di Kabupaten Pidie.

Proyek bendungan dengan luas lahan sebesar 858 hektare (ha) tersebut baru mulai dibangun pada akhir 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2022. Pemerintah pun mengucurkan dana konstruksi sebesar Rp 1,5 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek ini.

Menurut Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Kementerian PUPR Djaya Sukarno, progres konstruksi Bendungan Rukoh saat ini telah mencapai 8,69%.

“Saat ini konstruksi memasuki tahap penyelesaian outlet terowongan pengelak aliran sungai agar bisa dilakukan pekerjaan utama pada tubuh bendungan,” kata Djaya saat ditemui pada Sabtu (22/2) di lokasi pembangunan bendungan.

Dengan adanya bendungan ini, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku dengan debit 0,90 meter kubik/detik bagi 22.848 penduduk Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie. Selain itu, ini juga diharapkan mampu memberikan irigasi di 11.950 daerah di Kabupaten Pidie.

Tak hanya itu, bendungan ini juga berpotensi untuk menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 1,22 megawatt serta menanggulangi banjir.

“Untuk PLTA, kami menyediakan pondasi dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) nanti teknisnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, pembangunan bendungan ini dilaksanakan dalam dua paket, yaitu paket I yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai proyek Rp 377 miliar dan paket II senilai Rp 1,12 triliun yang dilaksanakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Andesmont Sakti senilai Rp 1,12 triliun.

Paket I terdiri dari pembangunan jalan inspeksi sepanjang 4,5 km yang digunakan untuk akses material, jalan lingkungan baik di lokasi bendungan maupun dari desa menuju lokasi, jalan akses fasilitas ke puncak bendungan sepanjang 1,057 km, dan penggalian lhan sedalam 600 sembari menunggu pembebasan lahan lebih lanjut.

Sementara paket II berisi proyek pembangunan pengelak yang telah dikerjakan dalam tahap pembangunan terowongan yang dipasang dengan perlengkapan keamanan dan proyek pembangunan tubuh bendungan yang saat ini telah selesai dalam pembangunan sandaran kanan dan sedang dalam proses penggalian sandaran kiri.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda