Beranda / Berita / Aceh / BBPOM Temukan Takjil Mengandung Boraks di Pasar Lambaro

BBPOM Temukan Takjil Mengandung Boraks di Pasar Lambaro

Jum`at, 08 April 2022 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Achmad Nursalam

BBPOM Banda Aceh melakukan intensifikasi pengawasan terhadap makanan di sentra jajanan Ramadhan, Pasar Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (7/4/2022). [Foto: Achmad Nursalam/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makan (BBPOM) Banda Aceh bersama Dinas Kesehatan, dan Dinas Pangan Aceh Besar melakukan pengawasan takjil di Pasar Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (7/4/2022) sore.

Kepala Balai BPOM, Yudi Noviandi mengatakan, pihaknya melakukan pengawasan takjil terhadap 27 sampel makanan di lokasi tersebut.

"Dari sampel yang berupa mie, bakso, cendol, dan cincau, kita menduga terdapat kandungan bahan berbahaya pada cincau yang perlu diuji lebih lanjut di laboratorium di kantor kami.

Ia menerangkan, berdasarkan hasil uji, cincau yang telah di test ini, terindikasi mengandung boraks dalam campuran bahan pembuatannya.

"Boraks sendiri adalah zat berbahaya yang tidak boleh dicampurkan ke dalam makanan karena dapat merusak ginjal, karena pada umumnya boraks sendiri umumnya digunakan untuk mematri logam, yang biasa digunakan oleh tukang las, dan bukan untuk dimakan", ujarnya kepada awak media.

Yudi Mengungkap, dari 1 sample jajanan cincau yang diambil dan di test, ternyata sample tersebut hasilnya positive mengandung zat berbahaya.

"Yang kita temukan ini penjualnya hanya 1, dan dari 1 sample cincau tersebut hasilnya positive mengandung bahan berbahaya, dan saat ini kami akan lakukan pengembangan untuk mengetahui sumbernya dari mana, dan akan kita lakukan pengembangan lebih lanjut di laboratorium," urainya.

Ia juga mengatakan, pihaknya akan melakukan pembinaan lebih lanjut kepada pelaku usaha dan terutama produsennya.

Mengakhiri wawancara, Ia berpesan kepada pedagang untuk selalu menjaga kebersihan produknya, kemudian memastikan bahwa bahan baku yang didapat berasal dari sumber yang jelas dan telah dibina, terutama dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pangan bahwa produk tersebut layak untuk dikonsumsi. [ACH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda