Beranda / Berita / Aceh / Bawa SKPA Terkait, Plt Sekda Aceh Blusukan ke Pasar Induk

Bawa SKPA Terkait, Plt Sekda Aceh Blusukan ke Pasar Induk

Senin, 13 Mei 2019 13:31 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist.

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Aceh Helvizar Ibrahim pimpin blusukan (peninjauan) ke Pasar Induk Lambaro, Peunayong, Ulee Kareng, Pasar Aceh, Gudang Bulog, dan Toko Istana Telor, untuk memastikan ketersediaan stock dan kestabilan harga bahan pangan pokok selama bulan suci Ramadhan dan hingga Idul Fitri 1440 H, Senin (13/5/2019).

Helvizar membawa sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan instansi vertikal dalam blusukan ke sentra-sentra pasar rakyat kali ini, meliputi Satgas Pangan, Polda Aceh, Bank Indonesia, Forum Bulog Divre Aceh, PT Pertamina, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Dinas Peternakan, Dinas Pangan, Dinas Perhubungan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Balai Besar POM Aceh, Biro Perekonomian, dan Biro Humas dan Protokol Setda Aceh.

Unsur SKPA dan istansi vertikal itu dibagi dalam dua tim. Tim pertama memantau stock bahan pangan pokok dan kestabilan harga ke Pasar Induk Lambaro, Pasar Ulee Kareng, dan Gudang Bulog di Desa Siron, Aceh Besar. Sedangkan Helvizar sendiri memimpin Tim blusukan ke Pasar Aceh, Pasar Peunayong, dan Toko Istana Telor di Penayong, Kota Banda Aceh.

Kedua tim meninjau ketersediaan stock dan stabilitas harga ikan tongkol, beras, daging ayam ras, udang basah, cumi-cumi dan cabai rawit, telor ayam dll. Sebab, komoditas kebutuhan pokok masyarakat itu termasuk penyumbang inflasi utama di Aceh, terutama pada momen-momen istimewa masyarakat Aceh, seperti bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan sepanjang bulan perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw.

Ketersediaan stock bahan pangan pokok berkorelasi dengan laju inflasi. Ada banyak faktor yang dapat memicu lajunya inflasi tersebut, seperti cuaca buruk yang menghambat distribusi pasokan barang kebutuhan pokok atau makanan, atau curah hujan tinggi yang mengusik komoditi pertanian. Inflasi Aceh pada Januari 2019 tercatat 2,37%, memang masih lebih rendah daripada inflasi nasional, yang berkisar 2,82%, namun harus terus dikawal.

Pengawalan tersebut melalui koordinasi yang baik dari berbagai pihak, baik Pemda, Pemerintah Pusat, BI, Bulog, Pertamina, Kepolisian dan pihak terkait lainnya. Karena itu inspeksi pasar kali ini melibatkan perwakilan multisektor lembaga Pemerintah, penegak hukum, dan Perbankan, termasuk PT Pertamina, Bank Indonesia, dan Bulog Aceh.

Inspeksi ke tiga lokasi pasar rakyat di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar kali ini, selain untuk memastikan ketersedian stock bahan pangan pokok, juga sebagai upaya pengendalian harga bahan pokok selama bulan puasa hingga Idul Fitri nanti. Apabila diperkirakan persedian barang kebutuhan pokok minim dan berpotensi memicu kenaikan harga, Pemerintah Aceh dan istansi terkait bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dapat mengantisipasinya, seperti menggelar operasi pasar (OP) gabungan.

Peninjauan ke sentra-sentra pasar seperti ini akan dilakukan secara berkala, dan seyogyanyalah dilakukan secara masif di seluruh kabupaten/kota. Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan juga menggelar pasar tani selama bulan ramadhan setiap minggunya. Pasar tani merupakan pasar yang menjual bahan pokok kebutuhan masyarakat dengan harga lebih murah dari harga pasar, karena disubsidi Pemerintah Aceh.

Sekadar contoh harga telor ayam. Harga telor ayam yang dijual di Pasar Tani Rp 35.000/papan, sedangkan harga di pasar berkisar Rp 37.000-Rp 40.000 ribu/papan, pada awal Ramadhan lalu. Pasar murah yang difasilitasi Pemerintah Aceh terbukti sangat membantu meringankan beban masyarakat, terutama masyarakat berpengsilan menengah dan bawah. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat berbelanja di Pasar Tani tersebut.

Pemantauan pasar seyogyanya rutin dilakukan oleh dinas dan instansi yang membidangi kebutuhan bahan pokok masyarakat. Pemantauan kesediaan stock bahan pangan pokok harus dilakukan sedini mungkin, termasuk sebelum Ramadhan 2020 dan seterusnya. Pemantauan dini sangat penting agar dapat memprediksi gejolak harga akibat kelangkaan stock, sehingga dapat diantisipasi secepat mungkin. Tujuannya, harga bahan pokok menjelang Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, atau pada momentum perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, relatif stabil. Meski terjadi kenaikan harga masih dalam batas-batas yang wajar dan jangkauan masyarakat.

Memantau ketersediaan stock bahan pangan pokok masyarakat merupakan langkah antisipatif dan upaya mengendalikan gejolak harga bahan kebutuhan pokok masyarakat, bila terjadi kenaikan harga dapat diantisipasi atau dikendalikan dengan menggelar operasi pasar. (h)


Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda