Banyak Pihak Dukung Dibukanya Jalur Penerbangan Internasional di Bandara SIM, Ini Tindakan Nyatanya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
[Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto telah menyetujui pembukaan Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) sebagai entry point penerbangan internasional.
Keputusan Menko Perekonomian tersebut tertuang dalam surat bernomor IPW-162/M.EKON/06/2022 pada tanggal 30 Juni 2022 yang lalu.
Sebelumnya Dinas Perhubungan Aceh telah melakukan pertemuan bersama seluruh stakeholder Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) guna membahas persiapan pembukaan bandara tersebut sebagai entry point penerbangan internasional, Jumat, 8 Juli 2022.
Pembukaan rute penerbangan internasional di Aceh dinilai akan memberikan dampak yang positif bagi pemerintah daerah setempat. Pasalnya, turis yang datang akan menghidupkan sektor-sektor pariwisata di daerah tersebut.
Menurut para ahli penerbangan, dampak positif pembukaan rute penerbangan internasional memang membutuhkan waktu. Maka itu, perlu ada promosi yang gencar untuk memperkenalkan rute baru tersebut.
Jika banyak turis yang datang ke Aceh itu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, kedatangan turis ke daerah-daerah pariwisata bisa menumbuhkan usaha-usaha dari kalangan kelas menengah ke bawah, seperti halnya toko souvenir.
Menanggapi kebijakan tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Rustam Effendi pun menyambut positif dengan dibukanya rute penerbangan internasional di bandara SIM. Hal itu, kata dia, bisa menarik turis mengunjungi tempat-tempat wisata menarik di Aceh.
Rustam menyarankan, pemerintah Aceh harus mengidentifikasi potensi bisnis pengelolaan bandara itu sehingga bisa menjadi pemasukan sekaligus bagaimana upaya untuk membuka jalur internasional untuk mendatangkan PAD.
“Kalau aktivitas penerbangan semakin banyak maka uang yang beredar juga semakin banyak,” terangnya.
Berkaitan dengan dibukanya jalur penerbangan internasional dapat mendatangkan PAD, Rustam juga melihat dari sisi lain yang juga menghasilkan keuntungan untuk Aceh yaitu melalui akses bisnis lewat jalur pengiriman barang, dan komoditi.
“Jadi kita tidak hanya mengharapkan PAD dari sebatas lalu lintas manusia di bandara tetapi juga bisa dari hal lain,” jelasnya.
Saat ini, semua elemen masyarakat di Aceh menunggu dan mengharapkan bandara SIM segera terimplementasi perjalanan ke luar negeri, sehingga penerbangan umrah dan internasional lainnya dapat terealisasi guna mendorong kesejahteraan masyarakat.
Pada Agustus 2022 lalu, sudah ada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 39 Tahun 2022, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) ditetapkan sebagai salah satu pintu masuk udara atau penerbangan internasional bersama 17 bandara lainnya.
Kejelasan jalur penerbangan internasional diterangkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal menyebutkan, ada tiga maskapai yang telah menyatakan siap untuk melayani penerbangan internasional dari Bandara SIM, yaitu AirAsia, Firefly, dan Lion Air.
Pemerintah Aceh dan PT. Indonesia AirAsia bahkan telah menandatangani kerjasama terkait pengembangan rute internasional dan peningkatan kunjungan wisatawan di Aceh.
Di samping itu, salah satu maskapai Lion Air telah menyatakan minat untuk melayani penerbangan Umrah dengan frekuensi seminggu dua kali dengan tujuan Madinah dan Jeddah dari Bandara SIM. Demikian pula maskapai Firefly menyatakan akan melayani penerbangan Banda Aceh-Penang.
“Sejalan dengan akan terbitnya regulasi teknis dari instansi terkait, selanjutnya pihak maskapai perlu memperpanjang izin rute dan mempersiapkan hal-hal lain terkait teknis operasional”, lanjut Faisal.
Bahkan keseriusan dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Hukum dan HAM juga telah menerbitkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham Nomor IMI-0650.GR.01.01 Tahun 2022 Tentang Kemudahan Keimigrasian Dalam Rangka Mendukung Pariwisata Berkelanjutan Pada Masa Pandemi COVID-19.
Dalam SE tersebut, Bandara SIM ditetapkan sebagai salah satu tempat pemeriksaan imigrasi bebas visa kunjungan khusus wisata
Pendapat lain terkait pembukaan penerbangan internasional direspons juga oleh Direktur Eksekutif Jaringan Survei Inisiatif (JSI), Ratnalia Indriasari, ia mengatakan semua pihak perlu mendukung langkah Pemerintah Aceh untuk membuka jalur penerbangan internasional.
Hal itu, kata dia, penting dilakukan untuk meningkatkan perekonomian Aceh. Namun, perlu diperhatikan juga, Pemerintah Aceh harus menyusun roadmap (blue print) pengembangan bisnis optimalisasi penggunaan bandara SIM melalui lokal, nasional dan internasional.
Menurutnya, dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak, maka akan mempercepat terwujudnya layanan penerbangan internasional di Bandara SIM.
“Hal lain juga penting dukungan pemerintah pusat untuk menyegerakan dan membantu percepatan realisasi pengembangan bandara SIM agar dapat mendatangkan PAD untuk Aceh,” jelasnya. (Nor)
- Direktur JSI Minta Semua Pihak Dukung Pembukaan Penerbangan Internasional Bandara SIM
- Tarif Kapal Cepat untuk Warga Sabang Disesuaikan, Kini Turun jadi Rp65.000 per Orang
- Kepala Dishub Aceh Awasi Kenaikan Tarif Transportasi Umum
- Bandara SIM Jadi Tempat Transit Umrah, Kadishub Aceh: Ini Sedang Diupayakan