Banda Aceh Targetkan Angka Stunting Turun Jadi 5 Persen di Akhir Tahun
Font: Ukuran: - +
Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq membuka acara Rembuk Stunting, Jumat (18/11/2022). [Foto: dok. Humas Banda Aceh]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq menargetkan angka stunting di Banda Aceh turun jadi 5 persen di akhir tahun 2022.
Hal ini disampaikannya saat membuka acara Rembuk Stunting yang digelar Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Jumat (18/11/2022) di Hotel Kyriad Muraya.
Kegiatan ini dihadiri OPD terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, DP3AP2KB, Bappeda, Dinas Pangan, PUPR dan DPMG.
Hadir juga Sri Dewi Kurnilawati, istri wali kota yang juga Bunda PAUD Kota Banda Aceh. PAUD sendiri menjadi salah satu lembaga pendidikan yang ikut aktif dalam program penanganan stunting di Banda Aceh.
Kata Bakri, meski angka stunting Banda Aceh saat ini (7,4 persen) lebih baik dari angka Nasional dan Provinsi, namun ia tetap meminta semua pihak untuk tidak cepat puas.
“Jangan cepat berpuas diri meski angka stunting kita hari ini lebih baik dari Nasional dan Provinsi. Kita tetap harus kerja keras,” pinta Bakri Siddiq.
Sebagaimana diketahui, prevalensi stunting nasional berdasarkan data dari Study Survei Gizi Indonesia tercatat 24,4%. Sementara angka prevalensi stunting di Aceh mencapai 33,2 persen (Data 2021).
“Saya ucapkan terima kasih atas inisiasi pelaksanaan rembuk stunting. Semoga kegiatan ini dapat menghasilkan komitmen-komitmen bersama dalam rangka percepatan penurunan stunting di kota kita,” kata Bakri.
Lanjut Bakri, dalam rangka percepatan penurunan stunting di Banda Aceh, ada dua komponen penting yang wajib berjalan beriringan, yakni komitmen pentahelix dalam bekerjasama dan bermitra, dan peran keluarga.
“Peran keluarga sangat penting dalam mencegah stunting pada setiap fase kehidupan,” ujarnya.
Kemudian faktor lain yang tak kalah penting adalah kualitas data. Karenanya, Pj Wali Kota meminta di tingkat gampong, bidan gampong dan petugas gizi Puskesmas bersama-sama dengan kader untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting.
Kepada para Camat, ia memerintahkan agar memfasilitasi dan mengkoordinir gampong dibawahnya.
“Pastikan kegiatan untuk penurunan dan pencegahan stunting di tingkat gampong teralokasi Dana Transfer Desa dan dana yang dikelola gampong melalui 5 paket layanan pokok yaitu, Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Konseling Gizi Terpadu, Perlindungan Sosial, Sanitasi dan Air Bersih serta Layanan Pendidikan Anak Usia Dini,” pinta Bakri Siddiq.
Yang lebih penting, lanjut Bakri adalah partisipasi aktif masyarakat. Ia meminta dinas terkait tidak henti-henti melakukan sosialisasi, terutama bagi warga yang memiliki Balita agar mereka rutin melakukan timbang berat badan anak.
Terakhir, melalui Rembuk Stunting tersebut, Bakri mengingatkan masing-masing stakeholder dapat mengambil perannya untuk bekerjasama melakukan percepatan penurunan penyakit yang sering disebut gagal tumbuh itu.
“Kita akan lahirkan roadmap rencana aksi daerah dalam percepatan penurunan stunting,” pungkasnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman mengatakan, menindaklanjuti arahan Pj Wali Kota, pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pencegahan, termasuk sosialisasi timbang berat badan bagi balita.
Katanya, memantau kondisi berat badan anak oleh orang tua salah satu kunci agar tumbuh kembang si kecil normal dan terhindar dari risiko stunting
“Untuk itu, orang tua wajib membawa buah hati mereka ke pusat layanan kesehatan agar berat badan anak dapat ditimbang secara teratur. Jadi di sini butuh peran dari para orang tua juga,” kata Lukman.
Kegiatan Rembuk Stunting kemudian diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama Kota Banda Aceh siap mewujudkan generasi cerdas, sehat, bebas stunting dan wasting tahun 2022 yang diawali tandatangan Pj Wali Kota bersama istri dan para stakeholder lainnya. [*]