DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pusat ibu kota Provinsi Aceh yakni Kota Banda Aceh menorehkan capaian gemilang di awal 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatIndeks Pembangunan Manusia (IPM) kota ini mencapai 88,85 poin, tertinggi di Provinsi Aceh dan melampaui rata-rata nasional. Angka tersebut menjadikan Banda Aceh sebagai salah satu daerah dengan kualitas hidup terbaik di Indonesia.
IPM mencerminkan tiga dimensi utama pembangunan manusia: umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak. Capaian tinggi ini menandakan harapan hidup warga Banda Aceh meningkat, partisipasi pendidikan tinggi meluas, dan pendapatan riil per kapita naik signifikan.
“Angka ini menggambarkan masyarakat yang makin sehat, terdidik, dan sejahtera,” ujar Kepala BPS Kota Banda Aceh dalam rilis resminya, yang menyebut data disusun berdasarkan survei dan publikasi resmi tahun 2024.
Dihubungi Dialeksis, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyebut capaian tersebut sebagai hasil kerja kolektif seluruh elemen kota.
“Kami bersyukur Banda Aceh mencatat IPM tertinggi. Ini buah dari kerja bersama pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Tapi saya ingin tekankan, ini bukan akhir ini awal dari kerja lebih keras untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup warga,” kata Illiza, Minggu, 9 November 2025.
Illiza menilai peningkatan IPM tak lepas dari keberhasilan program kesehatan masyarakat, pemerataan pendidikan, dan penguatan ekonomi berbasis UMKM serta ekonomi kreatif. Ia menyebut tantangan berikutnya adalah memastikan seluruh lapisan masyarakat menikmati hasil pembangunan secara merata.
“Kami akan memperkuat layanan kesehatan di tingkat gampong, memperluas akses pendidikan tinggi, dan mendorong ekonomi lokal yang inklusif,” ujarnya. “IPM tinggi bukan sekadar angka, tapi cerminan martabat warga yang sehat, cerdas, dan mandiri.”
Data BPS menunjukkan, harapan hidup penduduk Banda Aceh kini mendekati 74 tahun, rata-rata lama sekolah mencapai 14 tahun, dan pendapatan per kapita menembus Rp15,6 juta per tahun. Ketiganya menjadi fondasi peningkatan IPM kota yang dikenal sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan di Aceh itu.
IPM menjadi tolok ukur penting dalam perencanaan kebijakan publik. Angka ini digunakan sebagai baseline data bagi perumusan strategi pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Pemerintah kota mengaku akan menjadikan capaian ini sebagai dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025 - 2030.
Berdasarkan data BPS 2024, Banda Aceh mencatat IPM tertinggi di Aceh dan berada pada posisi atas dalam skala nasional. Klaim “tertinggi se-Indonesia” memerlukan pembandingan menyeluruh dengan kota besar lain seperti Yogyakarta, Denpasar, dan Jakarta Selatan. Kendati demikian, capaian Banda Aceh tetap menjadi salah satu yang paling impresif secara nasional.