Beranda / Berita / Aceh / Banda Aceh Catat Kasus HIV Tertinggi Didominasi Pendatang Bukan Warga Lokal

Banda Aceh Catat Kasus HIV Tertinggi Didominasi Pendatang Bukan Warga Lokal

Jum`at, 10 Januari 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Banda Aceh menggelar audiensi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh, pada Jumat (10/01/2024) di Aula Khawla. Dokumen untuk dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Banda Aceh menggelar audiensi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh, pada Jumat (10/01/2024) di Aula Khawla. 

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kerjasama dalam upaya penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di kota ini, yang belakangan menjadi isu serius.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes, mengungkapkan bahwa meskipun Banda Aceh mencatatkan angka kasus HIV/AIDS tertinggi di Aceh, sebagian besar pasien yang ditemukan adalah pendatang dari luar kota yang berobat ke Banda Aceh. 

Lukman menegaskan bahwa data tersebut tidak menggambarkan bahwa penduduk asli Banda Aceh menjadi yang terbanyak terjangkit HIV/AIDS.

“Memang, angka HIV/AIDS di Banda Aceh cukup tinggi, tapi yang harus dicatat adalah bahwa sebagian besar pasiennya berasal dari luar Banda Aceh. Mereka datang ke Banda Aceh untuk berobat, jadi bukan warga asli kota ini,” jelas Lukman dalam keterangan yang diterima media dialeksis.com.

Lukman juga menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai langkah untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS. Ini meliputi penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, serta skrining atau pemeriksaan HIV/AIDS yang dilakukan di rumah sakit maupun puskesmas di Banda Aceh.

Namun, Lukman juga menyadari bahwa penanggulangan masalah ini tidak bisa dilakukan oleh Dinkes saja. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, serta pihak terkait lainnya untuk menciptakan kebijakan yang lebih tegas dan jelas guna mencegah penyebaran HIV/AIDS di masyarakat.

“Tentu saja, kami di Dinkes Kota Banda Aceh terus berupaya memberikan edukasi dan layanan pemeriksaan HIV/AIDS. Namun, penanggulangan masalah ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun lembaga terkait. Kami juga berharap adanya regulasi yang lebih jelas dan tegas untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini,” ucap Lukman.

Sementara itu, Ketua KAMMI Kota Banda Aceh, Khairul Rahmad menyampaikan keprihatinannya terkait meningkatnya kasus HIV/AIDS yang terjadi di Banda Aceh.

Khairul mengatakan bahwa Kota Banda Aceh telah mencatatkan angka kasus HIV tertinggi di Provinsi Aceh, yang telah memicu keresahan masyarakat. Mengingat Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh juga menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi, maka isu ini tentu perlu mendapat perhatian lebih.

“Akhir-akhir ini, kita semua tentu sudah mengetahui bahwa Banda Aceh menjadi salah satu daerah dengan tingkat HIV/AIDS tertinggi di Aceh, sesuai dengan data yang terpublish. Tentu hal ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi kita semua. Apalagi, Kota Banda Aceh adalah pusat kegiatan di Provinsi Aceh,” ujar Khairul Rahmad.

Lebih lanjut, Khairul menegaskan pentingnya langkah nyata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS dan cara pencegahannya. 

"Tanpa adanya tindakan yang lebih konkret untuk mengedukasi masyarakat, maka angka kasus HIV/AIDS di Banda Aceh bisa terus meningkat setiap tahunnya," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI