kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Badan Jalan di Aceh Selatan Tertimbun Lumpur

Badan Jalan di Aceh Selatan Tertimbun Lumpur

Sabtu, 03 November 2018 11:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi (Antara)

DIALEKSIS.COM | Tapaktuan - Banjir lumpur menutupi badan jalan nasional sepanjang 400 meter di lintas Meulaboh-Medan, tepatnya di wilayah Desa Ladang Kasik Putih, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan.

Sekretaris Desa (Sekdes) Ladang Kasik Putih, Uda Rahmad (43), Jumat, mengatakan, peristiwa seperti banjir bah dari kawasan pegunungan itu, terjadi dalam durasi singkat, tetapi sangat berisiko bila ada warga yang melintas.

"Beruntung tidak ada warga, kejadian pukul sekitar pukul 14.00 WIB, saat hujan turun tiba-tiba air lumpur dari gunung turun deras ke bawah hingga melewati badan jalan. Sudah sering terjadi sejak ada pembangunan kampus Politeknik di atas gunung," jelasnya.

Rahmad, melaporkan, air lumpur berhenti seiring guyuran hujan reda, kemudian sisa lumpur menutupi badan jalan sepanjang 400 meter, mulai dari halaman Kantor Camat hingga Polsek Samadua, kondisi ini sudah sering terjadi saat diguyur hujan.

Saat kejadian, itu Rahmad, mengaku berada di Kantor Desa, kejadian bencana ini hanya terpaut beberapa meter dari lokasi pemerintahan desa setempat. Drainase yang dibangun sepanjang badan jalan itu sudah tidak mampu menampung air yang berlumpur.

Keberadaan Desa Kasik Putih, terletak di dataran terendah di kawasan setempat sehingga sering tergenang oleh banjir apabila curah hujan tinggi, namun saat ini kondisi diperparah oleh campuran lumpur dari tanah pembangunan jalan Kampus Politeknik.

"Penanganan selama ini pernah ada, dari BPBD, sekedar pembersihan material gunung dan pembersihan tanah tersebut, tapi kan kejadian terus berulang. Kalau hujan lebih lama kita khawatir lumpur akan semakin banyak turun ke permukiman desa," imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan, puluhan rumah di kawasan permukiman terendah desa setempat selalu terdampak oleh banjir lumpur yang masuk ke dalam rumah, warga sudah letih menghadapi peristiwa tersebut di saat musim penghujan.

Drainase kiri kanan badan jalan, sudah tertutup lumpur yang dibawa air dari pegunungan, ada pengerasan badan jalan dengan material di atas pegunungan setempat, air hujan mengikis tebing gunung dan tanah dan terbawa ke badan jalan hingga rumah.

Uda Rahmad, menuturkan, saat banjir lumpur terjadi kendaraan masih bisa lewat dengan menerobos genangan air yang bercampur tanah gunung, tetapi ketika hujan reda maka kendaraan akan tertahan dan terjebak di lumpur atas badan jalan. (Antara)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda