Asesor Internasional Lakukan Penilaian Respons KLB Polio di Aceh
Font: Ukuran: - +
Petugas Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Aceh sedang memberikan penjelasan kepada tim Internasional OBRA assesor tentang manajemen pengelolaan vaksin dalam merespon KLB Polio di Aceh, Selasa (11/7/2023). [Foto: Humas Dinkes Aceh]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Tim Internasional Assesor yang terdiri dari WHO, Unicef, BMGF dan GPEI (Global Polio Eradication Initiative) berkunjung ke Provinsi Aceh untuk melakukan Assesment (penilaian) terhadap langkah-langkah yang telah diambil pemerintah dalam merespon Kejadian Luar Biasa Polio yang terjadi di wilayah ini pada penghujung tahun 2022 lalu.
Kegiatan Out Break Respons Assesment (OBRA) pada hari pertama kunjungan dimulai di tingkat provinsi Aceh, dipusatkan di Gedung Bapelkes Aceh pada Selasa (11/7/2023).
Out Break Respons Assesment ini dilakukan untuk melakukan penilaian apakah status KLB Polio yang sudah pernah diberlakukan di Aceh beberapa waktu yang lalu, sudah bisa dicabut atau tidak.
Setelah melakukan assesment di tingkat Provinsi, tim ini juga dijadwalkan turun ke tingkat Kabupaten/Kota di Aceh. Diantaranya tim ini dijadwalkan berkunjung ke Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara pada Kamis (13/7/2023) hingga Jumat (14/7/2023).
Di dua kabupaten ini, tim WHO ini, yang didampingi oleh tim direktorat Imunisasi dan Surveilans Kemenkes RI, Unicef Perwakilan Aceh dan tim dari Dinas Kesehatan Aceh ini, akan berkunjung dan melakukan assesment ke Dinas Kesehatan setempat.
Tim ini juga dijadwalkan berkunjung ke Rumah Sakit, Puskesmas dan juga akan melakukan home visit ke rumah anak yang menderita kasus AFP.
Assesment ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemerintah Aceh telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terencana dan terstruktur dalam merespon Kejadian Luar Biasa Polio di Aceh sebelum mereka mengeluarkan rekomendasi untuk pencabutan status KLB Polio di daerah ini.
Assesment yang dilakukan mencakup aspek respon KLB, koordinasi dan perencanaan dalam penanggulangan KLB, kegiatan surveilans temuan kasus dilapangan yang berjalan dengan baik dan berkualitas, kinerja imunisasi rutin, kegiatan komunikasi dan mobilisasi sosial dalam penanggulangan KLB, hingga manajemen pengelolaan vaksin dilapangan.
Jika dari hasil assesment yang dilakukan dapat dibuktikan berjalan dengan baik, maka nantinya status KLB Polio dapat dinyatakan berakhir atau dicabut. [*]
- Peringati Hari Bakti, Gampong Jawa Ditetapkan Jadi Gampong Binaan IDI Banda Aceh
- Cegah Penyebaran HIV/AIDS, Ketua MPU Aceh: Pemerintah Perlu Buat Balai Pembinaan LGBT
- Pengindap HIV/AIDS Meningkat, dr Iman: Mayoritas Penyebaran dari Perilaku Seks Sesama Lelaki
- Dinkes Aceh Besar: 76 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Aceh Besar, Ini Penyebabnya