Beranda / Berita / Aceh / Asap Batok Kelapa Sebagai Obat Covid? BBPOM Aceh: Harus Dikaji Secara Ilmiah

Asap Batok Kelapa Sebagai Obat Covid? BBPOM Aceh: Harus Dikaji Secara Ilmiah

Jum`at, 03 September 2021 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur
Kepala BBPOM Aceh, Drs. Abdul Rahim, Apt.,M.Si. [Foto: Dialeksis/ftr/amd]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sempat diberitakan beberapa waktu lalu juga ada sebuah penemuan yang mengatakan bahwa sudah ditemukan obat Covid-19 yang berasal dari situbundo, Jawa Timur oleh salah satu masyarakat.

Penemuan itu diklaim bisa menyembuhkan Covid-19, yang obat tersebut itu dibuat dari Asap Cair dari batok kelapa.

Video tersebut juga beredar di sosial media (Sosmed), menanggapi hal itu juga Dialeksis.com juga mengkonfirmasi hal tersebut kepada Kepala BBPOM Aceh, Drs. Abdul Rahim, Apt.,M.Si saat diwawancara secara langsung, Kamis (02/09/2021).

Dirinya mengatakan, sejauh ini belum ada masyarakat, pelaku usaha, pabrikan besar yang mendaftar batok kelapa itu sebagai obat Covid-19 di BPOM.

“Jadi tidak ada yang seperti itu, jika obat itu ada, kita tahu efeknya seperti apa, jika memang itu dikatakan sebagai obat Covid-19, tentu ada proses-proses penilaiannya yang harus dilalui, sejauh ini kami (BPOM) melihat bahwa asap batok kelapa itu bisa dikatakan obat Covid-19, harus ada penelitian dan pengujian secara ilmiah dan lebih lanjut,” jelas Abdul kepada Dialeksis.com.

Abdul mengatakan, sebelumnya memang ada yang mengatakan bahwa asap itu bisa sebagai obat pengawet, anti mikroba dan sebagainya.

“Tetapi disini BPOM melihat juga, apakah disitu dapat menyebakan potensi kanker. Jadi tidak hanya dari sisi manfaatnya saja, dan sampai sekarang belum ada diberikan izin terkait edar dari obat Covid-19 (Cairan Asap Batok Kelapa),” ucapnya.

Abdul mengatakan, BPOM tentu terus melakukan koordinasi dengan pihak lainnya.

“Karena tugas BPOM itu Pengawasan, KIE. Tentu kita lakukan terus koordinasi, banyak memang obat-obat tradisional yang beredar sudah izin dari BPOM, tapi secara umum untuk menjaga kesehatan, dan tapi kalau dinyatakan sebagai obat saya kira sampai belum ada sama sekali, terkait klaim di masyarakat bisa saja ada, tapi sekali lagi jika berbicara BPOM harus ada kait-kait dengan kaidah-kaidah yang harus dipenuhi,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda