Arsip Kebencanaan Tsunami di Aceh Baru Diresmikan, TDMRC Ikut Gembira
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ketua TDMRC USK, Dr. Syamsidik. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala Dr. Syamsidik, ikut gembira dengan diresmikan Pusat Studi Arsip Kebencanaan Tsunami di Gedung Balai Arsip Statis dan Tsunami-ANRI Provinsi Aceh di Gampong Bakoi, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Diketahui, pusat arsip itu diresmikan oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, Kamis (21/10/2021).
Pusat Studi Arsip Kebencanaan Tsunami di Aceh dipersembahkan sebagai tempat edukasi bagi masyarakat dunia terkait bencana tsunami.
"Kami sangat senang jika ada arsip kebencanaan karena dengan itu, kita akan punya sumber dan lembaga yang fokus pada catatan sejarah tsunami," ujarnya kepada Dialeksis.com, Jumat (22/10/2021).
Apalagi, lanjutnya, banyak temuan-temuan yang secara riset telah dilakukan tetapi perlu semacam pengaturan dan skala profesional sehingga bisa digunakan oleh khalayak ramai untuk pengetahuan dan juga upaya mitigasi bencana di masa yang akan datang.
"Sebenarnya catatan tsunami ini ada yang catatan yang bersifat lampau (dari sebelum tsunami 2004), ada juga peristiwa tsunami yang pernah terjadi di Aceh sebelum 26 Desember 2004," ungkapnya.
Dilansir dari Kompas.com, terdapat sebuah goa ditemukan di dekat pusat gempa yang meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004, "mencatat" bahwa 11 tsunami lain pernah pula terjadi dalam kurun 7.500 tahun terakhir.
Lokasi goa itu satu meter di atas gelombang pasang tertinggi di pantai di Banda Aceh tersebut. Hanya gelombang sangat besar seperti halnya tsunami yang dipicu gempa 9,1 skala Richter sembilan tahun lalu itu.
"Menurut pengamatan kami, catatan situs-situs terkait Kebencanaan secara umum itu belum terkoneksi dengan baik antara satu situs dengan situs lainnya. Kalau mau mengumpulkan catatan tersebut harus pergi ke banyak tempat, menelusuri ke banyak orang, terkadang ada juga arsip yang tidak bisa bebas akses oleh umum," jelasnya lagi.
Untuk itu, ia berharap dengan diresmikan Arsip Kebencanaan Tsunami ini bisa menambah pengetahuan terhadap tsunami secara khusus dan bencana lainnya.
Kemudian bisa diakses oleh masyarakat dan publik lebih baik agar semua bisa paham bahwa Aceh punya catatan sejarah tsunami dan kebencanaan yang cukup panjang dan kemungkinan akan berulang di masa yang akan datang.