Beranda / Berita / Aceh / ARC-USK Terima Penghargaan dari ILO

ARC-USK Terima Penghargaan dari ILO

Jum`at, 07 Juni 2024 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) menerima apresiasi dari International Labour Organization (ILO) atas kontribusinya dalam membangun ekosistem rantai pasok dan nilai industri nilam di Aceh. [Foto: dok. ARC-USK]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) menerima apresiasi dari International Labour Organization (ILO) atas kontribusinya dalam membangun ekosistem rantai pasok dan nilai industri nilam di Aceh. 

Selain ARC-USK, penghargaan juga diterima oleh Bank NTT, untuk Program Kredit Merdeka kepada petani rumput laut di NTT. Juga Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS), untuk penguatan kapasitas (pelatihan) kepada peternak sapi perah di Jawa Barat.

Penghargaan untuk ARC diserahkan oleh Fery Irawan Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Ekonomi RI dan diterima oleh Kepala ARC Syaifullah Muhammad, didampingi Rektor USK Prof. Marwan, juga disaksikan oleh Jonas Grunder, Program Manager SECO Bern, Switzerland (Swiss) dan Diego Rei dari ILO.

Apresiasi tersebut diberikan dalam rangkaian acara Project Advisory Committee Meeting dari Program Promise II Impact ILO yang didanai oleh SECO Swiss, dan berlangsung di Pullman Hotel Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).

Dalam rangkaian kegiatan tersebut juga dipaparkan program yang telah dilaksanakan oleh ILO Country Area Indonesia oleh Jauhari Sitorus, Manager Promise II Impact di 3 propinsi di Indinesia yaitu Sapi Perah di Jawa Barat, Rumput Laut di NTT dan Nilam di Aceh. 

Program ini melakukan pemberdayaan masyarakat dan penguatan rantai pasok melalui platform aplikasi digital yang membuat informasi terstruktur untuk pengembangan usaha masyarakat. Aplikasi ini juga menyebabkan bisnis masyarakat lebih terdata dengan baik sehingga meningkatkan akses kepada pembiayaan dari perbankan.

"Untuk program rumput laut di NTT, dan Sapi Perah di Jawa Barat, aplikasinya sudah mulai digunakan dengan support dari Agree Telkom sehingga mendukung informasi rantai pasok hingga produk masyarakat hingga ke buyer," jelas Jauhari

"Untuk Nilam, aplikasinya masih dirancang dan akan diselesaikan dalam tahun ini sehingga bisa segera digunakan oleh petani dan penyuling nilam khususnya di Aceh," lanjut Jauhari.

"Untuk itu kami sudah berkomunikasi intensif dengan ARC-USK untuk memetakan beneficiaries dan identifikasi datail rantai pasok dari industri nilam di Aceh," tutup Jauhari.

Sementara itu Rektor USK menyampaikan apresiasinya terhadap program yang dilaksanakan oleh ILO dengan dukungan SECO Swiss. Rektor berharap program ini bisa mengisi puzzle-puzzle roadmap nilam yang telah dususun dan dijalankan oleh USK selama 8 tahun terakhir.

"USK telah mengembangkan inovasi hulu hilir industri nilam sehingga telah memperbaiki situasi ekosistem nilam di Aceh yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan," urai Marwan.

"Kami sangat serius mengembangkan nilam, dan dengan kehadiran ILO pada proses digitalisasi rantai pasok nilam Aceh, akan semakin memperkuat program yang selama ini telah dijalankan, dan sangat bermanfaat bagi petani dan penyuling nilam Aceh," lanjut Marwan.

"USK siap mendukung sosialisasi dan edukasi masyarakat untuk digitalisasi nilam melalui program KKN Mahasiswa, Magang MBKM, program pengabdian kampus dan lain lain," tutup Marwan.

Kepala ARC, Syaifullah Muhammad, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ILO membuat mimpi digitalisasi yang disusun dalam roadmap nilam Aceh menjadi nyata.

"Dream will come true, mimpi terkait digitalisasi nilam akan terwujud berkat kehadiran ILO. Hal ini akan membuat bisnis nilam Aceh memasuki era modern dengan berbagai kemudahan dan keterbukaan informasi yang lebih baik," jelas Syaifullah.

"Semoga program ILO dapat dikembangkan lebih lanjut hingga masuk ke sektor peningkatan produksi nilam di tengah masyarakat," lanjut Syaifullah

"ARC siap berkolaborasi dengan NTT untuk memadukan nilam dengan rumput laut dan diproses menjadi produk kosmetika berkualitas tinggi," tutup Syaifullah.

FGD berlangsung hangat dipandu oleh Mr. Thomas dari ILO. Berbagai ide dan gagasan mengalir deras dari berbagai stake holders. Pertemuan juga dihadiri oleh Kementrian Keuangan, Kemenkop UKM, Kemenaker, BPRS Mustaqim Aceh, Bank NTT, PT. ASTIL NTT, KPBS Bandung Selatan, Sekda NTT, Apindo, OJK dan sejumlah stake holders lainnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda