APCA Audiensi dengan BPMA, Minta Pengelolaan Migas Kedepankan Transparan
Font: Ukuran: - +
Reporter : akhyar
Aliansi Pemuda Cinta Aceh (APCA) lakukan audiensi dengan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) berkaitan soal informasi pengelolaan dan pelelangan proyek Migas di Meulaboh dan Aceh Singkil. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aliansi Pemuda Cinta Aceh (APCA) lakukan audiensi dengan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) berkaitan soal informasi pengelolaan dan pelelangan proyek Migas di Meulaboh dan Aceh Singkil.
Ketua Umum Aliansi Pemuda Cinta Aceh, Sulthan Alfaraby SSi mengatakan, diskusi yang dibicarakan Pemuda Cinta Aceh dengan BPMA ialah seputaran pemanggilan investor.
Pihak pemuda ini mengaku sangat berharap agar jangan sampai blok Migas di Meulaboh dan Aceh Singkil ini dikelola oleh investor tanpa melibatkan anak-anak asli daerah. Mereka juga menuntut agar eksploitasi Migas di sana harus diketahui oleh masyarakat luas.
“Kita tidak ingin kejadian-kejadian sebelumnya terulang kembali. Terutama di Barat Selatan yang dimana pada hari ini harus bisa menjadi leading sector terkait dengan hasil alamnya yang melimpah namun bisa dikelola dengan sebaik-baiknya,” ujar Sulthan di depan kantor BPMA, Banda Aceh, Selasa (1/3/2022).
Sulthan menegaskan, pihaknya tidak ingin kekayaan alam di Aceh jatuh ke tangan pihak asing tanpa adanya tanggung jawab dari Pemerintah Aceh terhadap blok Migas di Barat Selatan.
Di sisi lain, Sulthan menyampaikan, dari hasil diskusi dengan BPMA, pihak BPMA berkomitmen akan melibatkan segala unsur yang ada di Barat Selatan, baik dari para pemuda, akademisi, hingga tokoh-tokoh masyarakat untuk saling merangkul dan mendukung investasi Migas ini.
Pihak BPMA, kata Sulthan, juga akan mengedepankan asas pengelolaan Migas secara transparan tanpa ada satu hal pun yang ditutup-tutupi.
Selaku Ketua yang memimpin Aliansi Pemuda Cinta Aceh, Sulthan Alfaraby menegaskan, pihaknya akan terus mengawal agar segala kekayaan Aceh tak jatuh ke pihak asing dan diperjualbelikan.
Sementara itu, Perwakilan Pemuda Barat Selatan, Syarbaini mengatakan, proses pengelolaan blok Migas di sana masih dalam proses tahap awal. Proses pengelolaan di sana masih pada tahap study, yang dimana lagi di cek kepatutannya apakah kawasan tersebut layak atau tidak layak untuk dilelang.
“Informasi yang kami terima, yang melakukan study Migas di kawasan tersebut adalah pihak Singapura. Kebetulan pihak Singapura mengatakan akan siap menginvest. Jadi untuk prosesnya masih panjang,” pungkas Syarbaini. [akh]