AMA: Kami Tak Akan Berhenti Sebelum Poin Tuntutan Terpenuhi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Indra Wijaya
Dede Adistira, Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Aceh saat diwawancara awak media, Jum'at (18/9/2020). [Foto: Indra Wijaya/Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aliansi Mahasiswa Aceh (AMA) menyebutkan pihaknya akan terus melakukan aksi sebelum poin tuntutan yang mereka minta terpenuhi.
"Ada hal urgensi hari ini yang harus diprioritaskan oleh Pemerintah Aceh Selama masa Pandemi Covid -19. Yaitu sektor kesehatan, sektor pendidikan maupun sektor ekonomi," kata Dede Adistira selaku Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Aceh kepada dialeksis.com, Jum'at (18/9/2020).
Kata Dede, AMA sendiri akan terus menuntut hingga Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mempublikasikan anggaran refocusing Covid-19.
"Aliansi Mahasiswa Aceh (AMA) menuntut Plt Gubernur Aceh untuk mempublikasikan anggaran Covid-19 baik yang diperoleh dari hasil refocusing maupun Biaya Tak Terduga (BTT) dalam APBA 2020 dan beberapa poin lainnya," imbuh Dede.
AMA telah melakukan aksi sebanyak tiga kali, dimulai pada 1 September 2020 di Kantor Gubernur. Namun Plt Gubernur tidak hadir dan tidak mengirimkan perwakilan untuk menjumpai massa aksi.
Kemudian pada 8 September 2020, AMA kembali melakukan aksi di Kantor DPRA yang menuntut DPRA untuk segera menghadirkan Plt Gubernur Aceh dalam jangka waktu 2x24 jam untuk mempertanggungjawabkan dan merealisasikan semua poin tuntutan Aliansi Mahasiswa Aceh.
DPRA menyambut baik tuntutan Mahasiswa dan menyanggupi untuk menghadirkan Plt Gubernur Aceh dalam jangka waktu 2x24 jam dengan menandatangani Tuntutan Aliansi Mahasiswa Aceh.
Pada 10 September 2020 bertepatan dengan 2x24 jam yang dijanjikan oleh DPRA, AMA kembali melakukan aksi di Kantor DPRA, untuk menagih janji DPRA yang menyanggupi menghadirkan Plt Gubernur Aceh, namun DPRA tidak menepati janji karena Plt Gubernur Aceh tidak hadir juga pada waktu yang telah dijanjikan.
Aliansi Mahasiswa Aceh menyatakan bahwa DPRA tidak mampu melaksanakan fungsi serta wewenang untuk memanggil Plt Gubernur dan jelas bahwa DPRA telah gagal menjadi lembaga perwakilan rakyat dan membiarkan Plt Gubernur yang acuh tak acuh atas kondisi yang terjadi.
"Sampai dengan hari ini Plt Gubernur Aceh sama sekali belum menghiraukan hal urgensi yang tercantum dalam poin tuntutan Aliansi Mahasiswa Aceh," tegas Dede.
Walaupun Pemerintah Aceh telah mentransfer dana insentif untuk tenaga medis, tapi sampai hari ini belum ada publikasi kepada masyarakat, baik di media cetak maupun online tentang alokasi anggaran tersebut.
Selain itu, pemerintah juga masih tutup mata dalam menangani sektor pendidikan dan sektor ekonomi dalam masa pandemi. Begitu juga belum meratanya fasilitas kesehatan di seluruh daerah di Aceh.
"Untuk itu Aliansi Mahasiswa Aceh (AMA) tetap konsisten dan tidak akan berhenti memperjuangkan sampai semua poin tuntutan yang telah disuarakan terealisasi," pungkas Dede. (IDW)