Aktivis Lingkungan Minta Pemerintah Pastikan Jalan Tembus Gayo Lues-Aceh Tamiang Aman Longsor
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Aktivis Lingkungan Muhammad Nur. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Saat ini banyak pihak mendukung untuk dilanjutkan pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Lesten, Gayo Lues dan Pulau Tiga, Aceh Tamiang.
Apabila akses Pulau Tiga-Lesten terhubung maka keuntungan akan dirasakan oleh masyarakat dalam segala sektor pembangunan, dan berdampak langsung pada pemerataan ekonomi masyarakat.
Menanggapi hal itu, Aktivis Lingkungan Muhammad Nur mengatakan, rencana pembukaan akses jalan tembus dua kabupaten tersebut harus dilihat dalam kacamata positif.
Ia menyampaikan sejumlah upaya yang mesti dilakukan sebelum jalan tersebut beroperasi.
Pertama, Pemkab Gayo Lues perlu menjelaskan kepada publik terkait status kawasan jalan tersebut, apakah kawasan hutan lindung, hutan produksi atau apa statusnya.
“Kedua, perlu menyelesaikan kebutuhan administrasi jangan sampai menjadi celah hukum di kemudian hari. Administrasi ini termasuk di dalamnya kajian dampak positif dan negatif, yang perlu dilihat ini koridor apa dan kawasan apa,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (13/5/2023).
Sambungnya, setelah diamati dan terlihat bahwa ini kawasan gajah, maka bagaimana pola jalannya tidak menganggu akses satwa.
“Atau jika ini kawasan rawan longsor, jangan sampai bermasalah setelah pembangunan selesai, seperti kita tahu Gayo Lues daerah sering longsor,” ungkapnya.
“Saya lihat beberapa ruas jalan sudah dibuka, rata-rata ruas tersebut jalan rawan longsor. Maka perlu beberaapa titik dibuat seperti jalan layang, kalaupun tidak bisa apa alternatif lain untuk mencegah terjadi bencana,” lanjutnya.
Kemudian, kata mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh ini, jika sudah beroperasi nanti perlu dibuatkan pos-pos pengamanan, jangan sampai ini menjadi akses kemudahan pelaku illegal logging (penebangan liar).