Aksi Anak Muda Aceh Dalam Pawai Parade Orang Utan di Pawai Budaya HUT RI
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Parade Orangutan 2024. Dokumen Naufal Habibi/dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Parade Orangutan 2024, sebuah inisiatif kampanye lingkungan yang diprakarsai oleh Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HaKA), berlangsung meriah di tengah-tengah kemeriahan Pawai Budaya Hari Kemerdekaan di Banda Aceh.
Acara yang dihelat pada tanggal 18 Agustus ini, satu hari sebelum Hari Orangutan Sedunia, dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi orangutan dan habitatnya yang semakin terancam.
Raja Mulkan Azhari, Juru Kampanye Yayasan HaKA, menyampaikan alasan di balik penyelenggaraan parade ini yang berbarengan dengan perayaan Pawai Kemerdekaan.
"Kegiatan ini kita barengi dengan Perayaan Pawai Kemerdekaan karena ini adalah salah satu momen di mana orang-orang berkumpul, masyarakat berkumpul. Kami ingin memanfaatkan momen ini sebagai kampanye untuk Hari Orangutan," ujarnya kepada Dialeksis.com, Minggu, 18 Agustus 2024.
Raja menambahkan bahwa meskipun Hari Orangutan Sedunia secara resmi dirayakan pada 19 Agustus, HaKA memilih untuk mengadakan parade lebih awal dengan tujuan meraih perhatian publik yang lebih luas.
"Parade Orangutan ini adalah sebuah acara atau inisiatif kampanye yang digagas oleh anak-anak muda untuk memperingati Hari Orangutan Sedunia yang jatuh pada tanggal 19 Agustus setiap tahunnya. Parade ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan orangutan dan habitat mereka di alam liar," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Raja Mulkan Azhari juga menyoroti kondisi krisis habitat orangutan yang semakin memprihatinkan, terutama di wilayah Aceh.
Ia menyebutkan bahwa habitat satwa liar, termasuk orangutan, di Asia semakin terdesak akibat alih fungsi lahan yang masif.
Salah satu contohnya adalah Rawa Singkil, sebuah kawasan hutan gambut yang menjadi rumah bagi populasi orangutan terbesar di Pulau Sumatra.
"Rawa Singkil adalah benteng terakhir bagi habitat orangutan di Sumatra. Namun hari ini, perambahan lahan yang luar biasa mengancam keberadaan mereka. Kita tidak ingin nasib orangutan di Rawa Singkil berakhir seperti di Rawa Tripa," ujarnya.
Raja mengingatkan bahwa Rawa Tripa, yang dahulu juga menjadi salah satu habitat orangutan terbesar di Aceh, kini telah hancur akibat pembakaran lahan dan pembukaan perkebunan.
Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan satwa liar dalam setiap proyek pembangunan ekonomi.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam kampanye ini adalah peran anak muda yang dianggap vital dalam menyuarakan perlindungan orangutan dan lingkungan.
Raja Mulkan Azhari menegaskan bahwa anak muda adalah agen perubahan yang dapat menggerakkan kampanye dengan kreativitas dan inovasi yang mereka miliki.
"Kenapa harus anak muda? Karena saya percaya bahwa anak muda ini adalah sosok penggerak perubahan yang bisa menyuarakan isu ini dan mengambil peran dalam mengkampanyekan di media sosial maupun secara langsung. Mereka punya inovasi yang sangat tinggi, punya kreativitas yang luar biasa," ujar Raja.
Ia juga mengajak mahasiswa untuk turut serta dalam kampanye ini, dengan menyatakan bahwa peran mereka sangat penting dalam memperkuat upaya pelestarian lingkungan.
"No viral, no justice," tambahnya.
Raja Mulkan Azhari menyampaikan pesan kepada pemerintah, khususnya Pemerintah Aceh, agar lebih peduli terhadap penyelamatan dan perlindungan orangutan serta habitatnya. Ia menilai bahwa selama ini perhatian terhadap satwa liar di Aceh masih sangat minim.
"Harapannya untuk pemerintah Aceh, agar lebih melirik terhadap penyelamatan dan perlindungan orangutan dan habitatnya. Karena selama ini kita seperti tutup mata terhadap keadaan satwa liar, seolah-olah mereka bukan penghuni Aceh, padahal mereka sudah ada di sini jauh sebelum kita," tegasnya.
Raja juga menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam kehidupan, baik bagi manusia maupun satwa liar.
Ia berharap pemerintah dapat lebih terlibat dalam aksi-aksi perlindungan hutan dan koridor satwa di Aceh.
Dengan kampanye seperti Parade Orangutan 2024 ini, diharapkan semakin banyak pihak yang peduli dan tergerak untuk menjaga kelestarian orangutan dan habitatnya di Aceh.
Peran aktif masyarakat, khususnya generasi muda, serta dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa orangutan dan satwa liar lainnya dapat terus hidup berdampingan dengan manusia di bumi Aceh yang kaya akan keanekaragaman hayati.
"Keharmonisan dalam hidup itu harus dipertimbangkan. Itu harapan kami untuk pemerintah," pungkasnya.
- Peringatan HUT RI, Keluarga Pahlawan Terima Cendera Mata dari Pemerintah Aceh
- Kawasan Satwa Dialihkan untuk Lahan Mantan GAM di Aceh Timur, Menteri ATR/BPN Dikritik AGC
- Pj Gubernur dan Forkopimda Ikut Saksikan Pawai Kemerdekaan Bersama Ribuan Masyarakat
- Ribuan Warga Banda Aceh Antusias Saksikan Pawai Budaya HUT RI