Akibat Kemarau, Sawah di Aceh Barat Tidak Bisa Digarap
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Aceh Barat mencatat bahwa hanya sekitar 386 hektar lahan sawah di daerah tersebut yang masih dapat digarap oleh petani. Hal ini merupakan dampak dari musim kemarau yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Aceh Barat, Safrizal, menjelaskan bahwa minimnya sumber air menjadi penyebab utama terbatasnya lahan sawah yang dapat digunakan oleh petani di daerah ini. Kekurangan pasokan air yang disebabkan oleh musim kemarau telah menyulitkan petani dalam melakukan aktivitas pertanian.
Dampak dari minimnya sumber air ini adalah penurunan produksi pertanian dan ketidakpastian dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Aceh Barat. Petani mengalami kesulitan dalam menyediakan air yang cukup untuk mengairi lahan pertanian mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi hasil panen dan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
“Dari luas lahan sawah yang digarap petani sekitar 1.908 hektare di Aceh Barat, hanya 386 hektare yang bisa bisa ditanami padi,” kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Barat, Safrizal di Meulaboh, Kamis, 6 Juli 2023.
Ia mengatakan sedikitnya lahan sawah yang bisa digarap oleh petani di daerah tersebut disebabkan minimnya sumber air, sehingga menyebabkan petani mengalami kekurangan pasokan air.
Menurutnya, bantuan pompa air yang sudah didistribusikan ke masyarakat petani di Kabupaten Aceh Barat hingga saat ini belum mampu mengatasi kekurangan air di sawah milik petani di daerah tersebut.
Ada pun kecamatan yang saat ini bisa digarap oleh petani untuk ditanami padi di Aceh Barat, di antaranya di Kecamatan Johan Pahlawan dari 361 hektare lahan yang tersedia, hanya 122 hektare garapan. Itu pun lahan yang ditanami hanya 25 hektare dan lahan garapan yang tidak ditanami 97 hektare.
Kecamatan Kaway XVI luas lahan sawah yang tersedia seluas 2.177 hektare dan lahan yang digarap seluas 94 hektare, lahan yang ditanami 12 hektare dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 82 hektare.
Kecamatan Meureubo memiliki luas sawah seluas 523 hektare dan lahan yang digarap seluas 210 hektare, lahan yang ditanami 40 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 170 hektare.
Kecamatan Samatiga memiliki luas sawah seluas 1.021 hektare dan lahan yang digarap seluas 60 hektare, lahan yang ditanami 8 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 52 hektare.
Kecamatan Bubon memiliki lahan sawah seluas 731 hektare, lahan sawah yang digarap seluas 600 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 600 hektare.
Kecamatan Arongan Lambalek memiliki luas lahan sawah seluas 1.180 hektare dan lahan yang digarap seluas 87 hektare, lahan yang ditanami 7 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 80 hektare.
Di Kecamatan Panton Reue memiliki areal sawah seluas 617 hektare dan lahan yang digarap seluas 7 hektare, serta lahan garapan yang tidak ditanami seluas 7 hektare.
Kecamatan Pante Ceureumen memiliki lahan sawah seluas 877 hektare dan lahan yang digarap seluas 517,5 hektare, lahan yang ditanami 274 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 243,5 hektare.
Kecamatan Woyla memiliki lahan sawah seluas 1.161 hektare dan lahan yang digarap seluas 100 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 100 hektare. Kemudian di Kecamatan Woyla Barat memiliki luas sawah sekitar 824 hektare dan lahan yang digarap seluas 40 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 40 hektare.
Kecamatan Woyla Timur memiliki lahan sawah seluas 466 hektare, dan lahan yang digarap seluas 70 hektare, lahan yang ditanami 20 hektare, dan lahan garapan yang tidak ditanami seluas 50 hektare.
Selain itu di Kecamatan Sungai Mas memiliki luas lahan sawah seluas 215 hektare, kata Safrizal, namun di daerah ini tidak memiliki sawah yang digarap serta tidak ditanami.