Beranda / Berita / Aceh / Akibat Kekeringan, Produksi Benih Padi di Aceh Turun pada Semester I 2023

Akibat Kekeringan, Produksi Benih Padi di Aceh Turun pada Semester I 2023

Minggu, 30 Juli 2023 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini


Ilustrasi


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menyebutkan produksi benih padi bersertifikat selama semester I tahun 2023 di daerah tersebut hanya mencapai sekitar 750 ton. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh kekeringan yang dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Distanbun Aceh, Habiburrahman, mengungkapkan bahwa biasanya pada semester I, produksi benih padi di Tanah Rencong mencapai angka antara 1.000 ton hingga 1.500 ton, dengan luas tanam mencapai sekitar 1.000 hektare.

"Sayangnya, pada tahun ini, produksi benih padi bersertifikat di Aceh hanya mencapai sekitar 750 ton. Penurunan ini terjadi karena pengaruh kekeringan akibat fenomena El Nino, yang mempengaruhi hasil panen dan produksi benih di daerah ini," kata Habiburrahman dalam keterangannya yang diterima DIALEKSIS.COM, Sabtu (29/9/2023).

Fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan telah menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian di Aceh. Kondisi iklim yang tidak menguntungkan menyebabkan ketersediaan air menjadi terbatas, sehingga produktivitas pertanian, termasuk produksi benih padi, terganggu.

Selama ini, kata Habib, benih padi dari para penangkar tersebut sekitar 85 persen diserap oleh pemerintah melalui program pengadaan benih padi, baik dari sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun APBD provinsi atau kabupaten/kota. Namun, lanjut dia, tahun ini pengadaan benih padi dari pemerintah sangat kurang, sehingga membuat para penangkar benih di tengah masyarakat juga berkurang.

Selama 2023, dia menambahkan, pihaknya menargetkan produksi benih padi bersertifikat di Aceh sebanyak 2.500 ton. Namun, dengan melihat kondisi ini, pihaknya memprediksikan produksi benih padi tersebut tidak akan mencapai target.

"Estimasi kita semester II nanti paling ada benih maksimal sekitar 800 ton, sehingga totalnya hingga akhir tahun antara 1.300 ton-1.500 ton, jadi tidak sampai target," ujarnya.    

Apalagi, kata dia, dampak dari kekeringan akibat El Nino ini, petani juga disarankan untuk tidak memaksakan diri menanam komoditi padi, tetapi beralih ke varietas yang tahan terhadap kekeringan. 

"Kalau tidak cukup, jangan, dari pada tanam, kemudian usia tanaman seminggu atau sebulan sudah mati, puso, apalagi tahun ini peluang puso memang lebih besar," ujarnya.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi dampak kekeringan ini dan memberikan dukungan bagi petani dalam menjaga ketahanan pangan di daerah tersebut. Upaya untuk memitigasi risiko kekeringan dan mengoptimalkan produksi benih padi akan terus dilakukan agar sektor pertanian dapat pulih dan berkontribusi positif bagi perekonomian lokal.

"Kami terus bekerja sama dengan para petani dan pihak terkait untuk menghadapi tantangan iklim dan memastikan ketersediaan benih padi yang berkualitas di Aceh. Kami berharap keadaan cuaca akan segera pulih sehingga produksi benih padi di masa mendatang dapat meningkat kembali,” katanya.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda