kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / AIWEST-DR XII Dihelat di Jepang, Peneliti Unsyiah Bahas Mitigasi Bencana

AIWEST-DR XII Dihelat di Jepang, Peneliti Unsyiah Bahas Mitigasi Bencana

Sabtu, 09 November 2019 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Unsyiah menandatangani dua kerja sama dengan Tohoku University dan Fujitsu Tokyo, terkait pendeteksian gempa dan penyakit tanaman, serta pengiriman mahasiswa magang yang dibiayai sepenuhnya oleh Fujitsu Tokyo. [Foto: Humas Unsyiah]

DIALEKSIS.COM | Jepang - Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bekerja sama dengan Internasional Research Institute of Disaster Science (IRIDeS) Tohoku University, 7-8 November 2019, mengadakan konferensi Aceh International Workshop on Sustainable Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-DR) Ke-12. Acara tersebut berlangsung di kampus Tohoku University, Sendai, Jepang.

Konferensi ini menghadirkan pembicara kunci, yaitu Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.IPU (Rektor Unsyiah), Dr. Yoshimi Nishi (Kyoto University, Jepang) dan Prof. Toshiya Ueki (Tohoku University). Selain itu, juga ada diskusi paralel terkait beragam isu kebencanaan yang dipaparkan oleh para peneliti dunia, termasuk di dalamnya peneliti Unsyiah.

Prof. Samsul mengatakan jika saat ini, Indonesia khususnya Aceh mulai fokus belajar penanganan tanggap bencana seusai peristiwa tsunami Aceh tahun 2004 silam. 

"Sebagai institusi pendidikan terbesar di Aceh, Unsyiah mengambil peran dengan mendirikan pusat studi mitigasi bencana (TDMRC) dan program studi Ilmu Kebencanaan. Banyak para akademisi Unsyiah yang ikut terlibat dalam riset dan publikasi terkait isu bencana. Bahkan, secara statistik Unsyiah termasuk dalam tiga besar publikasi kebencanaan di Indonesia, terutama riset bidang tsunami," ucap Prof. Samsul.

Pengelolaan bencana menurutnya, merupakan tugas bersama dari berbagai disiplin ilmu. Sebab isu bencana sangat kompleks, sehingga membutuhkan keterlibatan dan kerja sama dari banyak pihak. 

Untuk itu, Rektor berharap konferensi ini menjadi pertemuan efektif untuk saling memperkuat dan bersinergi meningkatkan kesadaran bencana, sekaligus mengembangkan budaya pencegahan risiko. Terlebih lagi, Aceh dan Jepang mempunyai persamaan sebagai daerah yang memiliki potensi besar bencana alam. Bahkan, kedua daerah ini pernah mengalami bencana mahadahsyat yaitu tsunami.

"Konferensi ini menjadi kesempatan besar bagi para peneliti untuk membandingkan peristiwa gempa tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 dan di Jepang tahun 2011 silam," ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Unsyiah juga menandatangani dua MoU kerja sama dengan Tohoku University dan Fujitsu Tokyo. Kerja sama ini terkait dengan pendeteksian gempa dan penyakit tanaman, serta pengiriman mahasiswa magang yang dibiayai sepenuhnya oleh Fujitsu Tokyo. (hu/fer)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda