Beranda / Berita / Aceh / Aceh Tuan Rumah Temu Karya Taman Budaya Se-Indonesia Ke-23

Aceh Tuan Rumah Temu Karya Taman Budaya Se-Indonesia Ke-23

Senin, 02 Desember 2024 20:36 WIB

Font: Ukuran: - +

Provinsi Aceh menjadi tuan rumah temu karya se-Indonesia ke-23 yang diikuti 19 Provinsi. [Foto:dok. Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Taman Seni Budaya menggelar temu karya se-Indonesia yang diikuti 19 provinsi. Agenda tersebut menjadi ajang silaturahmi antar daerah di Indonesia.

Kegiatan temu karya yang mengusung tema Etalase Nusantara Titian Masa Kini Replika Masa Lalu itu berlangsung di Halaman Taman Seni Budaya Aceh mulai 1 hingga 6 Desember. Tuan rumah kegiatan itu berbeda setiap tahunnya.

Ketua Forum Taman Budaya Se-Indonesia, Ari Heriyanto, menyebutkan, Aceh tahun ini tunjuk menjadi tuan rumah Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia ke-23. Kegiatan itu tahun lalu dilaksanakan di Jawa Barat dan tahun 2025 akan digelar di Kalimantan Selatan.

Ari menyebutkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menjalin tali silahturahmi dan kekompakan antar taman budaya di seluruh Indonesia, sebagai sarana publikasi akan eksistensi taman budaya kepada masyarakat dan langkah nyata dalam merajut kebhinekaan melalui budaya.

“Tugas kita tidak mudah karena di era globalisasi saat ini generasi muda kita besar peluangnya terpengaruh budaya asing jangan sampai generasi muda kita lebih menyukai dan mengenal budaya asing dibanding budayanya sendiri," kata Ari.

Ari berharap, kegiatan itu dapat terus berjalan di masa yang akan datang dan selalu lebih baik dalam pelaksanaannya dari tahun ke tahun.

“Saya atas nama forum taman budaya mengucapkan terimakasih kepada tuan rumah atas kerja kerasnya sehingga acara ini bisa terselenggara tentu ini juga tidak luput dukungan dari berbagai pihak," tutur Ari.

Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal melalui Kepala Bidang Pemasaran T. Hendra Faisal menyebutkan, budaya lahir dan berkembang melalui sistem yang memberikan jiwa dan identitas bagi masyarakatnya, segala kebudayaan masa lalu adalah perwujudan aktivitas dari pengalaman nilai-nilai oleh masyarakatnya.

“Hari ini pasca arus besar globalisasi yang mendorong perubahan itu menjadikan kehidupan yang serba cepat serta kehidupan yang mengeksploitasi kebudayaan tanpa kesadaran bahwa kebudayaan itu bersifat identitas sehingga kedepannya kita tidak sekedar menghadirkan kesenian,” kata Hendra.

Menurutnya, seni dan budaya merupakan etalase peradaban bangsa. Lewat kegiatan tersebut, Disbudpar berharap taman budaya mampu memanfaatkan momentum itu sehingga berfungsi secara aktif sebagai kebangkitan seni yang tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga memberdayakannya.

“Kehadiran para tamu di Aceh adalah sebuah kehormatan besar bagi kami dan sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk memuliakan saudara-saudara sekalian karena kita punya satu adat di sini yaitu pemulia jame artinya seluruh tamu harus dimuliakan,” ucap Hendra. [adv]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI