kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Terima Bantuan Vitamin, Obat-obatan dan APD untuk Penanganan PMK

Aceh Terima Bantuan Vitamin, Obat-obatan dan APD untuk Penanganan PMK

Sabtu, 18 Juni 2022 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt. Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran saat menerima bantuan obat-obatan, vitamin dan APD dari Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) untuk Penanganan PMK yang diserahkan oleh penjab gugus tugas pusat M. Syukron Amin di Aula Disnak Aceh, Banda Aceh, Sabtu (18/6/2022). [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, memberikan bantuan berupa vitamin, obat-obatan dan APD untuk penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Aceh. 

Bantuan yang diserahkan Koordinator Kelompok Mutu dan Keamanan Pakan Direktorat Pakan Kementan itu, diterima langsung Plt. Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, di Banda Aceh, Sabtu (18/6/2022).

Zalsufran mengatakan, Pemerintah Aceh memberikan perhatian serius terhadap merebaknya virus PMK. Gubernur bahkan memerintahkan langsung untuk melakukan penanganan dan pengendalian virus yang terserang pada ternak masyarakat . 

“Beliau bahkan turun langsung memberikan bantuan kepada peternak di Aceh Barat Daya,” kata Zalsufran.

Pada 16 Juni lalu, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memberikan bantuan berupa obat-obatan antibiotik, analgesik dan desinfektan. Nova bahkan ikut menyemprotkan obat luka pada kuku yang terluka. Bantuan vitamin, obat-obatan dan APD dari Pemerintah Aceh kala itu diterima langsung oleh Bupati Abdya, Akmal Ibrahim.

Zalsufran menyebutkan, gubernur telah mengimbau agar peternak tidak khawatir berlebihan dan jangan sampai ”Panic Selling” terhadap PMK. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan pemberian obat-obatan dan pembersihan kandang secara berkala.

PMK adalah singkatan dari penyakit mulut dan kuku. Penyakit ini menyerang dan menular pada hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing. Beberapa ciri hewan ternak yang terinfeksi penyakit PMK adalah terjadi pembengkakan kelenjar, terutama di daerah rahang bawah, terjadi hipersalivasi Selain itu, terdapat luka di sekitar mulut, moncong, gusi, kuku, hingga ambing atau payudara serta pada kuku, yang mengakibatkan kuku ternak terlepas.

Zalsufran, mengatakan ternak dengan gejala tersebut bisa menularkan penyakitnya kepada ternak lain. Penularan bisa terjadi melalui medium udara atau kontak langsung. Karena itu, Zalsufran meminta agar peternak sementara melakukan karantina atas hewan yang terpapar agar tidak menularkan kepada ternak lain dan menyemprotkan desinfektan. 

Ia menyebutkan, peternak dapat melaporkan jika menemukan ada ternak yang terjangkit kepada dinas terkait untuk mendapatkan pengobatan. 

“Pemerintah Aceh memberikan perhatian serius terhadap PMK ini. Alhamdulillah saat ini pemerintah pusat telah memberikan bantuan yakni vitamin , obat-obatan dan APD yang tentunya sangat kita butuhkan,” kata Zalsufran.

Bantuan obat-obatan itu, nantinya akan didistribusikan kepada Kabupaten/Kota dan kepada Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hiajuan Pakan Ternak Indrapuri.

Sementara itu, drh. M Syukron Amin, Koordinator Kelompok Mutu dan Keamanan Pakan Direktorat Pakan Kementan, menyebutkan pemerintah pusat memberikan perhatian serius atas penyebaran PMK di Aceh. 

“Kita upayakan bersama agar penyakit ini cepat tuntas terutama di Aceh,” kata dia.

Ia berharap kedatangan obat-obatan untuk penyakit PMK ini bisa membantu Aceh untuk mencukupi kebutuhan stok obat. Pemerintah Aceh nantinya yang akan mendistribusikan obat-obatan itu. 

“Lokasi mana yang sangat membutuhkan, metodenya seperti apa, dan yang mengerti di lapangan tentu kawan-kawan di sini,” kata Syukron.

Syukron berpesan agar para peternak memisahkan antara hewan yang terjangkit PMK dengan ternak yang sehat. Hal itu penting agar hewan yang sehat tidak tertular PMK.

Selain itu, para peternak diharapkan mengklaster lokasi jelajah hewan dalam hal ini sapi, kerbau dan kambing. Jika ada kawanan yang terjangkit, maka kawanan lain sebisa mungkin dihalau agar tidak mencari makanan ke kawasan itu. 

“Klaster wilayah jelajah penting. Virus di rumputnya bisa bertahan 74 hari, jadi jangan sampai hewan sehat makan rumput yang sudah terinfeksi PMK,” kata dia. [HA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda