kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Terancam Tak Aman Karena Vaksinasi Rendah, IDI Minta Semua Pihak Tak Menyerah

Aceh Terancam Tak Aman Karena Vaksinasi Rendah, IDI Minta Semua Pihak Tak Menyerah

Rabu, 15 Desember 2021 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, DR, dr Safrizal Rahman, M.Kes, SpOT. [Foto: IST] 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan konsekuensi Aceh jika tak capai target vaksinasi hingga akhir Desember 2021 akan menjadi daerah tidak aman.

Kemudian, Aceh juga terancam tidak menjadi rekomendasi untuk keberangkatan menuju Aceh karena dianggap tempatnya belum aman karena vaksinasi rendah.

Menanggapi teguran itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, DR, dr Safrizal Rahman, M.Kes, SpOT mengatakan teguran Mendagri itu bukanlah peringatan pertama tapi sudah diberikan sebelumnya.

Safrizal menyebutkan hampir semua petinggi negara berkunjung ke Aceh untuk memantau proses vaksinasi dan meminta Aceh agar terus berupaya meningkatkan capaian vaksinasi bahkan targetnya 70 persen di akhir tahun 2021.

"Namun, kenyataannya memang sangat susah, kalau saya melihat kalangan TNI Polri yang juga ikut sangat aktif membantu vaksinasi ini yang harus didukung bersama, tidak boleh habis batre tidak boleh menyerah walaupun tidak mudah," ujarnya saat dihubungi Dialeksis.com, Rabu (15/12/2021).

Lanjutnya, ia mengaku tentu semua itu tidak mudah maka masyarakat Aceh harus gotong royong bersama-sama, maju lagi kedepan secara keseluruhan, jangan masing-masing.

"Mari sama-sama menggerakkan semua komponen yang termasuk dibawahnya Perguruan tinggi. Saya pikir ini tugas semua pihak bukan tugas pemerintah saja, bukan IDI saja," terangnya.

Safrizal terus terang mengungkapkan Aceh sekarang dalam kondisi di 'blacklist'. Karena disebabkan vaksinasi masih rendah sehingga akan ada warning sedikit berisiko jika berkunjung ke Aceh.

"Tentu saja ini akan merugikan pelaku wisata, UMKM yang mereka berharap kehidupan di bidang pariwisata tapi jangan menyikapi kita marah kepada pemerintah. Tetapi kita sama-sama perbaiki cara untuk mengejar ketertinggalan capaian vaksinasi ini," jelasnya lagi.

Disinggung soal proses vaksinasi di Aceh yang agak lamban padahal pemerintah sudah berusaha keras hingga melibatkan tokoh agama.

Safrizal melihat kondisi itu sudah berbeda, beberapa waktu lalu IDI Aceh bersama dengan Universitas melakukan vaksinasi di Kabupaten Aceh Tengah. Dirinya mengaku kagum melihat antusias warga Aceh Tengah mendatangi gerai vaksin dengan juga diluar ekspektasinya.

"Sangat luar biasa bagi kita dan saya pikir daerah seperti ini juga harus diberi apresiasi yang cakupannya lebih tinggi," pungkasnya. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda