Aceh Miliki Potensi Besar di Pertanian, Perikanan dan Pariwisata
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala BI Perwakilan Aceh, Zainal Arifin Lubis menyampaikan informasi kepada Pemerintah Aceh saat menjadi pembicara di Talkshow GeRAK Aceh bertajuk "Aceh Hebat, APBA 2019, Arah Pembangunan Mau Kemana?", Selasa (29/01) di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh.
"Perkembangan ekonomi Aceh cukup baik, dengan tingkat inflasi tahun 2019 yang rendah di bawah level nasional (1,84% yoy), menjadi yang terendah dalam 5 tahun terakhir. Bahkan lebih baik dibandingkan rata-rata nasional dan Sumatera. Pertumbuhan ekonomi yang positif selama 3 tahun terakhir (sekitar 4%), serta angka kemiskinan dan pengangguran yang menunjukkan tren penurunan. Lebih lanjut, penyaluran kredit perbankan di Aceh pun tumbuh di level positif serta risiko kredit (Non Performing Loan) terus mengalami penurunan hingga berada di level 1,54%." Kata Arifin.
Arifin menambahkan, Aceh memiliki potensi yang besar di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Hasil kajian BI, peningkatan produktivitas di sektor pertanian dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja. Di sektor perikanan, kekayaan laut Aceh dengan garis pantai terpanjang di Sumatera membuka peluang tumbuhnya industri perikanan dan garam di Aceh. Selain itu, keindahan alam, jejak sejarah, serta kekhasan Aceh dengan Syariat Islamnya menawarkan potensi penerimaan daerah dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Tantangan terkait defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) masih terus membayangi ekonomi nasional. Sementara dari sisi lokal, masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh, minimnya industri pengolahan,ketergantungan Aceh kepada provinsi lain serta ketergantungan ekonomi Acehterhadap APBA perlu mendapat perhatian bersama." Tutur Arifin.
Dalam kesempatan itu, Kepala BI Perwakilan Aceh juga memberikan rekomendasi, antara lain sektor pertanian dan perikanan berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh untuk tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan sehingga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar dan menurunkan kemiskinan secara signifikan sehingga perlu langkah strategis pada dua sektor ini.
Rekomendasi kedua BI mengingat Aceh memiliki Sumber Daya Alam yang unggul dan merupakan komoditas yang memiliki pasar luas, baik domestik maupun internasional, seperti beras, nilam, kopi, hasil perkebunan lainnya, ikan tangkap, serta hasil produksi olahan dari komoditas tersebut.
Sektor lainnya yang perlu menjadi prioritas untuk ditingkatkan untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi Aceh adalah sektor pariwisata. Hal tersebut didukung potensi wisata yang dimiliki Aceh, terutama wisata bahari, religi, heritage, serta adventure. Pengembangan usaha di sektor-sektor tersebut di atas difokuskan pada UMKM yang diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi pendorong ekonomi Aceh.
"BI menghimbau seluruh perbankan di Aceh untuk mendukung pengembangan UMKM melalui penyaluran pembiayaan. Upaya memanfaatkan peluang tersebut membutuhkan sinergi dan kerjasama antar instansi terkait. Dengan bersinergi dalam berinovasi, akselerasi implementasi program pengembangan ekonomi daerah di Aceh dapat berjalan secara optimal dan dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan laju inflasi yang stabil." Ujar Arifin. (rel)