kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Jaya butuh industri hilir sektor perikanan

Aceh Jaya butuh industri hilir sektor perikanan

Selasa, 02 April 2019 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Calang  - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh meminta pemerintah daerah mendatangkan pengusaha yang bergerak di sektor pengelolaan industri hilir perikanan untuk mengelola hasil produksi nelayan.

Ketua KTNA Aceh Jaya, Nurdin, dihubungi media, Jum'at, mengatakan, selama ini perlakuan terhadap hasil produksi nelayan dilakukan secara manual dan tradisional sehingga daerah itu sering kekurangan stok ikan segar.

"Ketika ikan melimpah, nelayan tidak tahu bawa kemana, ketika nelayan dapat hasil pas - pasan, harganya tinggi. Solusinya memang harus ada semacam industri hilir perikanan di Aceh Jaya yang memiliki potensi alam laut cukup besar," katanya.

Ia menyampaikan, selama ini nelayan daerah setempat memiliki beberapa kendala dalam aktivitasnya, seperti tidak tersedianya tempat pembelian es batang untuk perlakuan pengawetan ikan saat melaut untuk nelayan armada di atas 5 GT.

Kemudian tidak tersedia, infrastruktur pendaratan ikan yang ideal untuk membongkar hasil tangkapan, karena yang tersedia saat ini lokasinya sangat terbatas dan tidak ada fasilitas yang memadai di lokasi Tempat Pendaratan Ikan (TPI).

"Bagaimana nelayan membawa pulang hasil tangkapan banyak, ketika di darat pasarnya tidak begitu besar. Karena itu sebagian besar nelayan di Aceh Jaya adalah nelayan armada kecil, masih boat - boat memancing lepas pantai," imbuhnya.

Nurdin, menyampaikan, saat ini pemerintah sedang membangun kontruksi pelabuhan yang lumayan besar di kawasan pesisir Kecamatan Krueng Sabee, akan tetapi ia belum mengetahui persis apakah untuk nelayan atau untuk pelabuhan kapal perintis.

Dari perkerjaan terlihat, lebih kepada pelabuhan kapal laut untuk transportasi massal seperti kapal perintis maupun kapal pesiar agar singgah ke Kabupaten Aceh Jaya menikmati panorama pesisir paling indah di garis pantai wilayah barat selatan Aceh itu.

"Nelayan butuh pelabuhan pendaratan ikan yang standar nasional kalau bisa, yang tersedia di dalamnya berbagai fasilitas pendukung, ada pengusaha yang menggelola hasil perikanan sehingga nelayan bisa sejahtera," tuturnya lagi.

Akan tetapi yang sangat penting saat ini kata dia, nelayan butuh pengusaha yang memproduksi es agar nelayan daerah setempat bisa berlayar jauh melakukan penangkapan ikan di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Selama ini, nelayan harus mendatangkan es batangan dari luar, seperti dari Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dan dari Banda Aceh, kondisi demikian sangat sulit membuat nelayan berkembang dan tidak akan ada armada yang berkapasitas di atas 30 GT. (PD)

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda