kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Green Conservation Teken Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu

Aceh Green Conservation Teken Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu

Minggu, 28 Juni 2020 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajrizal

DIALEKSIS.COM I Bireuen - Aceh Green Conservation (AGC) dan pemilik kebun Gaharu meneken perjanjian kerja sama pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) jenis Gaharu, Sabtu (27/6/2020) di Kantor AGC, Bireuen.?

Kerja sama perdana pengelolaan HHBK itu dilaksanakan AGC dengan salah seorang pemilik kebun Gaharu di Bireuen, Salahuddin. 

Pemilik Kebun Gaharu, Salahuddin berterima kasih atas kerja sama ini, dia berharap, pemanfaatan HHBK jenis Gaharu ini dapat membuahkan hasil.

"Ini merupakan amanah yang kami percayakan kepada AGC, semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik," kata Salahuddin.

Salahuddin mengaku, bila pemanfaatkan HHBK jenis Gaharu ini berhasil sesuai dengan presentasi yang disampaikan AGC, maka dirinya siap menaman Gaharu dalam jumlah besar, untuk mendukung kerja-kerja AGC dalam rangka mengelola lingkungan yang lebih baik.

Sementara itu, Tenaga Ahli Pengelolaan HHBK AGC, Aiyub Saputra mengaku, pihaknya telah melakukan uji coba di sejumlah daerah. Kata dia, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ia akan mengelola sesuai dengan standar.

"Untuk menghasilkan gumbal kayu Gaharu, maka kita akan melakukan inokulasi dengan menggunakan Serum khusus, kebutuhan serum per batang sesuai dengan besar kecilnya batang Gaharu," sebut Aiyub Saputra.

Kata dia, bila proses inokulasi berhasil, maka pemanenan dapat dilakukan dalam jangka waktu dua tahun, setelah penyuntikan.

Pembina AGC, Suhaimi Hamid mengatakan, kerja sama pengelolaan HHBK merupakan kerja perdana AGC yang dilakukan secara resmi. Kata Suhaimi, tenaga ahli HHBK AGC telah beberapa kali melakukan inokulasi di sejumlah tempat.

"Semoga kerja sama ini dapat memberi contoh yang baik bagi peningkatan sumber ekonomi masyarakat yang mempunyai potensi pengelolaan HHBK di sekitar kawasan hutan," kataSuhaimi Hamid.

Kata Suhaimi, pengelolaan HHBK yang difasilitasi AGC tidak sebatas Gaharu, namun juga HHBK jenis lain, seperti Madu,  Jernang, Rotan dan lainnya.

"Bila ada kelompok masyarakat yang memiliki lahan yang potensial untuk dikembangkan HHBK, maka kita siap melakukan kerjasama, mulai dari perencanaan, pendampingan dan pengelolaan," pungkas Suhaimi Hamid.(Faj)


Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda