kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Ekspor Perdana CPO ke India dari Calang

Aceh Ekspor Perdana CPO ke India dari Calang

Kamis, 17 Oktober 2019 20:20 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah membuka kran CPO dari Pelabuhan Calang ke dalam Kapal Mekong Trans untuk diekspor perdana ke India, Kamis (17/10/2019). [Foto: Arif/Antara]

DIALEKSIS.COM | Calang - Provinsi Aceh pertama kalinya melakukan ekspor CPO (minyak kotor kelapa sawit) ke India pada Kamis (17/10/2019) hari ini. Ekspor ini dilakukan dari Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, ke Pelabuhan Krishnapatnam, India. 

Informasi dihimpun Dialeksis.com, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah melepaskan ekspor perdana CPO sebanyak 4.900 metrik ton senilai 2,3 juta dolar Amerika Serikat.

Ekspor tersebut dilakukan oleh PT Calang Sejati Indah menggunakan Kapal Mekong Trans yang mampu menampung CPO sebanyak 15 ribu ton lebih.

Gububernur Nova Iriansyah pada kesempatan tersebut mengatakan, ekspor CPO perdana ke India merupakan era baru dalam perdagangan internasional dari Aceh. Juga sebagai indikasi ekonomi Aceh sedang bertumbuh.

"Momentum hari ini bukan lokal dan nasional tetapi momentum global sebagai salah satu titik ekpor dunia," jelas Nova.

Dia menjelaskan, ketika kapal ekspor asal Aceh tiba di India nantinya, dunia bisnis internasional akan mencatat nama Aceh Jaya, khususnya Calang, sebagai salah satu pemain dalam percaturan perdagangan dunia.

Menurut Nova, pengiriman CPO melalui Pelabuhan Calang lebih efisien. "Hal itu bisa dipahami, sebab jarak tempuh dari Pelabuhan Calang menuju India relatif lebih dekat," katanya.

Ditambahkannya, peluang mengembangkan Pelabuhan Calang sebagai pelabuhan ekspor CPO sangatlah besar. Apalagi kawasan barat selatan (barsela) merupakan pusat pertanian kelapa sawit terbesar di wilayah Aceh. 

Ekspor ini menurutnya juga menjadi catatan penting bagi Aceh, khususnya Aceh Jaya, dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja bagi semua kalangan.

Plt Gubernur mengungkapkan, tiga tahun lalu dia ke Boston, AS. Di sana dia melihat satu prasasti yang mencatat nama Lamno dalam sebuah sejarah perdagangan Vasco da Gama. 

"Saya setuju dengan Bapak Bupati, Insya Allah, sejarah itu akan berulang kembali dan nama Lamno, pantai barat Sumatra (west coast Sumatra yang mengatakan bahwa Lamno bukan organizem Vasco da Gama tetapi mitra dagang Vasco da Gama," tuturnya.

Karena itu, Nova meminta PT Calang Sejati Indah untuk melakukan yang terbaik mengembangkan bisnis tersebut.

"Saya mengucapkan selamat kepada Bupati, kepada Calang Sejati Indah dan semua pihak yang ada di Aceh Jaya, karena sudah berani melakukan inovasi membuka pintu ekspor terutama dari Aceh Jaya," tuturnya.  

Sebagai dukungan, lanjutnya, pemerintah setempat berkewajiban meningkatkan infrastruktur dermaga. Bupati juga harus meningkatkan kinerjanya sesuai tupoksi, serta meyakinkan masyarakat bahwa pihak paling diuntungkan dari aktivitas ekspor itu adalah rakyat.

"Mari kita dukung bersama atas kemajuan ini," ungkapnya. 

Sementara itu, Bupati Aceh Jaya, T Irfan TB menyampaikan, ekspor hari ini adalah pengulangan masa lalu di mana di pesisir pantai Aceh Jaya dulu dilayari kapal dalam negeri dan luar negeri. 

Ia berharap pelabuhan tersebut bukan hanya digunakan oleh masyarakat Aceh Jaya tapi seluruh kabupaten/kota yang ada di wilayah Barsela.

Bupati juga menyampaikan, Aceh Jaya siap untuk ditunjuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus atau Kawasan Industri Terpadu ke depannya.(red/dbs)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda