Beranda / Berita / Aceh / Aceh Catat 12.656 Kasus Tuberkulosis di 2024, IDI: Penanganan Harus Terpadu

Aceh Catat 12.656 Kasus Tuberkulosis di 2024, IDI: Penanganan Harus Terpadu

Kamis, 09 Januari 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Ketua IDI Wilayah Aceh, Dr. dr. Safrizal Rahman, MKes, SpOT, menyoroti pentingnya pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi TB. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM |Banda Aceh - Sebanyak 12.656 kasus tuberkulosis (TB) ditemukan di Aceh sepanjang tahun 2024. Angka ini mencerminkan tantangan besar dalam pengendalian penyakit yang menempatkan Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus TB tertinggi di dunia, setelah India, yang mencatat 1.060.000 kasus di tahun yang sama.

Merespon hal itu, disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr. dr. Safrizal Rahman, MKes, SpOT, menyoroti pentingnya pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi TB. 

"TB bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Penanganannya membutuhkan sinergi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, tenaga medis, hingga masyarakat," ujar Safrizal kepada Dialeksis, Kamis (1/9/2025).

Ia menambahkan bahwa deteksi dini dan kepatuhan pengobatan menjadi kunci utama. 

"Kami di IDI mendorong penguatan layanan kesehatan primer, termasuk pelatihan tenaga medis di daerah terpencil, serta memperluas akses ke alat diagnosis modern seperti GeneXpert. Hal ini penting untuk mendeteksi kasus secara cepat dan akurat," katanya.

Safrizal juga menyoroti perlunya edukasi masyarakat. "Stigma terhadap penderita TB harus dihapuskan. Dengan kesadaran yang lebih baik, masyarakat dapat berperan aktif dalam pencegahan dan pengobatan," jelasnya.

Sebagai langkah solutif, ia mengusulkan program terpadu yang melibatkan kolaborasi lintas sektor. 

"Kami membutuhkan kampanye masif untuk promosi kesehatan, peningkatan nutrisi masyarakat, dan pengawasan lingkungan yang lebih baik. Semua ini harus didukung kebijakan pemerintah yang kuat, termasuk penyediaan obat TB secara gratis dan berkelanjutan," tambahnya.

Pernyataan ini menegaskan bahwa penanganan TB bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi upaya kolektif yang melibatkan semua elemen masyarakat. 

"Mari bersama-sama kita wujudkan Aceh bebas TB, sekaligus mendorong Indonesia menuju eliminasi TB di tahun 2030," tutup Safrizal dengan optimisme. [ar]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI