DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah Aceh (PB IMADA) menyambut pengukuhan ulama karismatik Aceh, Teungku Muhammad Ali atau lebih dikenal sebagai Abu Paya Pasi, sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Prosesi pengukuhan dilakukan langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), menggantikan imam besar sebelumnya, Prof. Teungku Azman Ismail, pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Ketua Umum PB IMADA, Rozy Munawir, menilai momentum ini sangat tepat bukan hanya untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah di Aceh, tetapi juga mendorong realisasi cita-cita lama yaitu mengembalikan status tanah Blang Padang sebagai tanah wakaf Masjid Raya Baiturrahman.
"Ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk status tanah Blang Padang kembali menjadi tanah wakaf milik Masjid Raya, yang telah kita perjuangkan bersama sejak lama," tegas Rozy kepada media dialeksis.com, Kamis (14/8/2025).
Rozy bersyukur atas pengukuhan Abu Paya Pasi yang dikenal luas sebagai ulama bijak, tegas, dan berpengaruh di Aceh. Ia berharap kepemimpinan sang imam besar dapat menjadi perekat umat Islam di seluruh Aceh.
"Alhamdulillah, harapan kami semoga dengan dikukuhkannya Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman bisa mempersatukan umat Islam di Aceh, sehingga terjalinnya ukhuwah Islamiyah yang akan membuat masyarakat Aceh bersatu dalam membangun Nanggroe Aceh tercinta," ujarnya.
Menurut Rozy, figur Abu Paya Pasi memiliki kapasitas moral untuk menjadi simbol persatuan, mengingat perannya yang selama ini konsisten menjaga nilai-nilai keislaman dan keacehan.
Blang Padang, yang terletak tidak jauh dari kompleks Masjid Raya, memiliki nilai historis dan simbolik yang tinggi bagi masyarakat Aceh. PB IMADA berharap agar tanah tersebut dikembalikan ke status semula sebagai tanah wakaf Masjid Raya Baiturrahman.
"Masjid Raya bukan hanya tempat ibadah, tapi pusat peradaban Aceh. Mengembalikan tanah Blang Padang ke status wakaf adalah bagian dari menjaga marwah sejarah dan amanah leluhur," jelas Rozy.
Ia berharap pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Muzakir Manaf dapat memberikan perhatian khusus pada persoalan ini. Menurutnya, pengukuhan Abu Paya Pasi bisa menjadi titik awal sinergi antara ulama dan pemerintah untuk merealisasikan cita-cita tersebut.
"Dengan persatuan, Aceh bisa lebih maju tanpa meninggalkan identitasnya," pungkasnya.