kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aba Nisam: Upaya Jalan Tengah, Bagian Penting Memahami Moderasi Beragama

Aba Nisam: Upaya Jalan Tengah, Bagian Penting Memahami Moderasi Beragama

Kamis, 19 Mei 2022 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Wakil Rektor III IAI Al Aziziyah Samalanga, Tgk H Helmi Imran MA saat menjadi narasumber penguatan moderasi beragama bagi Penyuluh Agama Islam (PAI) Angkatan III, Kamis (19/5/2022) di Aula Kankemenag Bireuen. [Foto: Kemenag Aceh]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Dalam memahami moderasi beragama, maka hendaknya beragamalah dengan paham wasathaniyah (mengambil jalan tengah) yang memang dari zaman dulu sudah dilakukan oleh orang tua ketika menghadapi suatu permasalahan dalam kehidupan beragama di masyarakat luas.

Pesan tersebut disampaikan Wakil Rektor III IAI Al Aziziyah Samalanga, Tgk H Helmi Imran MA saat menjadi narasumber penguatan moderasi beragama bagi Penyuluh Agama Islam (PAI) Angkatan III, Kamis (19/5/2022) di Aula Kankemenag Bireuen.

Aba Nisam, sapaan akrab Tgk Helmi menambahkan, moderasi juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang terbaik. 

“Sesuatu yang ada di tengah biasanya berada di antara dua hal yang buruk. Contohnya adalah sifat berani dan sifat dermawan,“ jelas Aba Nisam.

Pada saat terjadi perang uhud, lanjut Aba Nisam, ada seorang tokoh yahudi yang bernama Mukhairid bin Nazar yang justru rela mengorbankan hartanya demi kepentingan kaum muslimin.

“Ini juga contoh cara bermoderasi yang memang sudah sejak lama dipraktekkan,“ ungkapnya yang juga kandidat doktor ini.

Dengan bermoderasi, sambungnya, maka seseorang tidak akan berlaku ekstrim dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya. Orang yang mempraktikkannya disebut moderat.

“Jadi kunci moderasi adalah tidak berlebih-lebihan, apalagi masalah beragama. Kunci ini penting dipahami supaya setiap orang bisa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari,“ lanjutnya.

Aba Nisam mengharapkan agar para PAI dalam melaksanakan tugas di lapangan hendaknya harus mampu atau pandai-pandai dalam menyikapi setiap problematika dalam masyarakat terutama mengidentifikasi setiap potensi konflik yang terkait persoalan agama dan keagamaan. [KKA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda