kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Penerima Hibah RISPRO LPDP Pertama di Aceh Sampaikan Kiat Ajukan Proposal Penelitian

Penerima Hibah RISPRO LPDP Pertama di Aceh Sampaikan Kiat Ajukan Proposal Penelitian

Rabu, 12 Februari 2020 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Foto bersama usai bimbingan teknis penulisan proposal RISPRO LPDP di Unsyiah, Rabu (12/2/2020). [Foto: IST/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melaksanakan Workshop Bimbingan Teknis Penulisan Proposal Riset Inovatif Produktif (RISPRO) pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LDPD) Kementerian Keuangan RI di Balai Senat Unsyiah, Rabu (12/2/2020).  

Kegiatan ini bertujuan membantu para peneliti, khususnya di lingkungan Unsyiah agar dapat meningkatkan kualitas proposal penelitian sehingga layak untuk mendapatkan pendanaan dari lembaga di bawah Kementerian Keuangan RI itu.

Sebagaimana diketahui bahwa LPDP menyediakan dana cukup besar untuk riset inovatif dan produktif terutama untuk skema komersialisasi dan kebijakan atau tata kelola.

“Seleksi RISPRO LPDP ini cukup ketat, mulai tahap penilaian oleh insitusi periset, desk evaluasi, visitasi dan pemaparan, sampai kemudian putusan final setelah diperiksa oleh tiga orang reviewer berkompeten dan pihak manajemen LPDP sendiri,” terang Dr Rahmat Fadhil, penerima hibah RIDPRO LPDP pertama di Aceh itu saat menyampaikan materinya.

“Perlu diketahui bahwa ketatnya seleksi ini sangatlah beralasan, mengingat dana yang diberikan juga cukup besar yaitu berkisar antara 500 juta sampai 2 milyar per tahun untuk satu judul proposal riset yang didanai,” tambah peneliti yang merupakan pemenang dana hibah sampai 1 milyar itu.

Dr Rahmat Fadhil turut menambahkan, beberapa penyebab gagalnya proposal yang diajukan oleh periset di antaranya adalah tidak lengkapnya dokumen seperti yang dipersyaratkan.

"Termasuk hal-hal substantif, seperti riset yang diusulkan merupakan hanya penelitian pendahuluan dan tidak punya prototipe, belum memiliki dokumen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau model konseptual, masih riset exploratif, alur penelitian belum terlihat jelas, kerjasama riset belum kelihatan memberikan keuntungan bagi kelompok peneliti, institusi asal peneliti dan industri mitra," jelasnya.

Selain itu Rahmat Fadhil yang merupakan Dosen Teknik Pertanian Faperta Unsyiah itu juga menegaskan bahwa peran mitra yang dilibatkan dalam kerjasama riset sering tidak dijelaskan dengan baik, terutama berkaitan dengan komitmen pendanaan maupun penerapan hasil riset.

"Bahkan tidak jarang ada mitra yang belum mengetahui prototipe secara baik dari riset yang akan dikerjakan," pungkasnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Marwan dalam sambutannya menyampaikan, riset RISPRO ini sangat kompetitif dan bergengsi, tidak hanya bagi para periset juga bagi institusi yang menaungi para periset tersebut.

Kegiatan yang dikuti oleh seratusan peserta itu dihadiri oleh para peneliti dari berbagai fakultas dan laboratorium di lingkungan Unsyiah, termasuk para guru besar dan dari pusat studi.

“Ini adalah cara Unsyiah untuk meningkatkan kompetensi para peneliti dari kalangan dosen, sehingga kedepan riset-riset kompetitif dengan skema pendanaan yang besar akan mampu dimenangi oleh akademisi kita di Unsyiah," pungkas Sekretaris LPPM Unsyiah, Dr Syamsulrizal. (sm)

Keyword:



riset-JSI
Komentar Anda