DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 55 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh mendapatkan bimbingan teknis pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dalam rangkaian program Workshop Online Belajar Ekspor yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh, Rabu (17/9/2025).
Bimbingan teknis ini berbeda dari sesi sebelumnya karena dilaksanakan secara hybrid -- kombinasi antara daring dan luring -- di seluruh kantor pelayanan Bea Cukai di Aceh, namun tetap dipandu secara terpusat dari Kanwil Bea Cukai Aceh.
“Melalui bimbingan ini, kami ingin memastikan pelaku UMKM di Aceh tidak hanya paham secara teori, tapi juga bisa langsung praktik pengisian PEB di sistem CEISA 4.0,” kata Plh. Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Rhena Desanti, dalam sambutannya.
Rhena menegaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya konkret mempercepat akselerasi ekspor langsung dari Aceh. Menurutnya, ekspor tidak lagi menjadi ranah eksklusif perusahaan besar, melainkan sudah harus diakses oleh UMKM.
“Kami ingin membuktikan bahwa UMKM di Aceh mampu bersaing di pasar global. Peluang ekspor itu ada, tinggal bagaimana kita membekali mereka secara teknis dan mental,” tambahnya.
Dalam sesi bimbingan, para peserta dilatih secara langsung menginput dan memvalidasi data ekspor melalui aplikasi CEISA 4.0, sistem yang digunakan dalam proses ekspor-impor di Indonesia. Para fasilitator memberikan pendampingan secara praktis agar peserta benar-benar memahami alur dan prosedur pengisian dokumen ekspor.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Bea Cukai Aceh melalui semangat MATA IE -- singkatan dari Maju, Tangguh, Inovatif, Efisien -- yang menjadi nilai utama dalam mendorong UMKM untuk naik kelas dan menembus pasar ekspor.
“Kami ingin UMKM Aceh tidak hanya berkembang di dalam negeri, tapi juga berani tampil di pasar internasional. Ini komitmen kami sebagai fasilitator perdagangan dan community protector,” tegas Rhena.
Dengan semangat ini, Bea Cukai Aceh berharap akan semakin banyak UMKM lokal yang bisa melakukan ekspor secara mandiri, berkelanjutan, dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah. [ameh]