4 Penyuluh Agama Islam Aceh Masuk Nominasi Nasional Penyuluh Award 2024
Font: Ukuran: - +
Kakanwil Azhari dan jajaran bersama peserta PAI Award Kanwil Kemenag Aceh 2024 saat acara di Grand Arabia Hotel, Banda Aceh, Senin (27/5/2024) lalu. [Foto: Humas Kemenag Aceh]
DIALEKSIS.COM | BAnda Aceh - Empat Penyuluh Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Provinsi Aceh masuk 10 Besar Penyuluh Agama Islam Award Tahun 2024 jenjang nasional dalam empat kategori yang berbeda.
Pada pengumuman yang ditandatangani oleh Direktur Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam Kementerian Agama RI Dr H Ahmad Zayadi MPd itu menyebutkan bahwa ada empat Penyuluh Agama Islam perwakilan Aceh yang masuk nominasi penyuluh award yakni:
1. Kesehatan Masyarakat, Yusniati SHI dari Aceh Utara
2. Penegakan Hukum, Muhammad SHI MAg dari Aceh Besar
3. Pelestarian Lingkungan, Amalan Salihan SPdI dari Aceh Tengah
4. Penguatan Moderasi Beragama, Harli Selian MAg dari Aceh Tenggara.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhari MSi sampaikan apresiasi dan berikan bagi para nominasi yang masuk jenjang nasional 2024.
"Selamat dan penghargaan kita sampaikan pada Ibu Yusniati, Bapak Muhammad, Amalan Salihan, dan Harli Selian atas capaian ini," ucapnya setelah pembinaan di Kankemenag Aceh Timur, di Masjid Besar Baitul Karim Simpang Ulim tentang Bahaya Judi Online dan Narkoba.
"Dan kita terus dukung para penyuluh di Aceh agar bisa tingkatkan kreativitas dan inovasi sesuai tuntutan zaman," ucapnya.
Sungguh dakwah di era gen Z kini, ujar Kakanwil, sudah mesti melampaui mimbar dan tatap muka, yaitu para penyuluh mesti manfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram, dan Tiktok.
Azhari yang pernah menjabat Kabid Urusan Agama Islam (Urais) dan Kabid Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Kabid Penaiszawa) Kanwil, mengapreasiasi terobosan penyuluh agama yang berani maju dan mencoba ikut kompetisi sesuai kapasitasnya, hingga masuk nominasi nasional.
Azhari menyebutkan, sangat penting bagi PAI untuk membuat informasi yang kurang bagus, lalu diolah menjadi narasi yang bagus yang tidak membuat pembaca kepanasan.
“Pada calon peserta nantinya dalam ajang lainnya, kita ajak pilih judulnya yang harus membawa informasi positif, meski ada sedikit kejanggalan. Beginilah PAI dan da'i saat berdakwah,” jelasnya.
PAI memberikan informasi yang bernilai pelajaran, meneduhkan, dan menyenangkan, yang dalam bahasa Alquran, kutip dan harap Azhari, senantiasa memberikan informasi dengan hikmah, sehingga orang yang bertikai bisa berdamai kembali.
“Inilah model ceramah yang patut diaplikasikan oleh PAI dan da'i,” tegasnya.
Menurutnya, sekarang model ceramah sudah bisa dengan berbagai model. Baik melalui mimbar, media sosial, atau lewat film dan seni lainnya. Karenanya, PAI harus bijak menggunakan media sosial.
Selain itu, kata Azhari, sangat menentukan seorang PAI itu mengemas informasi jadi lebih menenangkan tanpa memicu kegaduhan. [*]