29 Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif Ikuti Pelatihan Digital Marketing
Font: Ukuran: - +
29 pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor aplikasi, konten kreator dan digital marketing dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar mengikuti pelatihan digital marketing. [Foto: dok. Disbudpar Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 29 pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor aplikasi, konten kreator dan digital marketing dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar mengikuti pelatihan digital marketing untuk peningkatan berusaha pelaku ekraf.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut 10-11 Desember 2024 di Hotel Rasamala Hotel Kota Banda Aceh tersebut, turut mengundang pemateri dari graphic desainer (desain grafis) dan digital preneur diantaranya Suhil Alfata, Khalik Putra Nazar, Muhammad Naufal Anis.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, melalui Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan, Ismail menyebutkan, Digital marketing merupakan salah satu strategi yang efektif dalam mempromosikan berbagai destinasi Pariwisata dan produk Ekraf
Menurutnya melalui berbagai platform digital bisa mempromosikan keindahan Pariwisata yang bisa tersebar secara luas sehingga kunjungan wisatawan bisa terus meningkat.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, Pemerintah Aceh terus fokus dalam pengembangan ekonomi kreatif yang dibuktikan dengan kegiatan yang sudah di kerjakan yaitu pelatihan Digital Marketing Untuk Peningkatan Berusaha Pelaku Ekraf.
“Di tahun 2019-2024 sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pengembangan atau peningkatan sektor ekonomi kreatif baik itu berupa peningkatan SDM melalui pelatihan-pelatihan, berbentuk benchmarking kita membawa teman-teman untuk bisa berkunjung di central produksi ataupun ke daerah lain yang sudah maju di bidang ekonomi kreatif dan dari expo ada banyak pameran,” kata Ismail.
Sambung Ismail, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan visibilitas, memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan interaksi dengan wisatawan potensial.
“kami berharap ini bisa menjadi tonggak dan triger untuk bisa bersinergi di kemudian hari, kami di Bidang PUPK Disbudpar Aceh sangat senang ketika kegiatan itu bekerja sama dengan organisasi ataupun asosiasi” ungkapnya.
Creative director dan founder of musarastudio, Muhammad Naufal Anis, menjelaskan terkait produk digital adalah produk yang dihasilkan oleh perangkat lunak dan didistribusikan secara digital. Hal ini mengacu pada karya desain yang dihasilkan oleh software desain dan alat kreatif lainnya.
Selain itu, kata Naufal, desaign pada produk digital harus memiliki beberapa prinsip diantaranya emphasis digunakan untuk menarik perhatian audiens pada elemen tertentu dalam sebuah desain. Elemen yang diberi penekanan menjadi titik fokus (focal point) yang membantu menyampaikan pesan utama dengan lebih efektif.
“Balance & alignment distribusi elemen desain harus menciptakan stabilitas visual, sehingga desain terasa harmonis dan tidak berat di satu sisi. Selain itu contrast membantu meningkatkan keterbacaan, dan menciptakan ketertarikan visual. Prinsip kontras membantu memisahkan elemen-elemen," jelas Naufal. [*]