kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / 209 Santri Aceh Ikut Imtihan Wathani Pendidikan Diniyah Formal

209 Santri Aceh Ikut Imtihan Wathani Pendidikan Diniyah Formal

Senin, 21 Februari 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Kemenag Aceh

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 209 santri di Aceh akan mengikuti Ujian Akhir Berstandar Nasional atau Imtihan Wathani tahun ajaran 1443 H/2022 M berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT). Ujian ini diperuntukkan bagi santri Pendidikan Diniyah Formal (PDF) yang diselenggarakan Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam. 

Peserta Imtihan Wathani dari Aceh terdiri atas 117 orang tingkat Wustha dan 92 orang Ulya. Serentak juga digelar secara nasional tanggal 26 - 28 Februari 2022 diikuti 6.219 santri.

Pendidikan Diniyah Formal adalah pendidikan pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal sesuai dengan kekhasan pesantren yang berbasis kitab kuning secara berjenjang dan terstruktur. Saat ini ada tiga jenjang PDF, Ula (setingkat MI/SD, Wustha (setingkat MTs/SMP) dan Ulya (setingkat MA/SMA/SMK).

Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kanwil Kemenag Aceh, Drs H Maiyusri MA mengungkapkan rasa syukur atas pelaksanaan ujian bagi santri.

“PDF pengakuannya sama dengan pendidikan umum. Pelaksanaan Imtihan Wathani dimaksudkan untuk menjaga mutu PDF sebagai bagian dari entitas pendidikan pesantren. Kita berharap ke depan akan banyak pesantren di Aceh berpartisipasi dengan mengajukan izin dan mengikuti ketentuan sesuai amanah undang-undang,” kata Maiyusri, Senin (21/2/2022).

Ia menyebutkan, semua santri yang akan ikuti ujian PDF ini berasal dari Babussalam Matangkuli Kabupaten Aceh Utara.

“Kami memotivasi santri untuk terus belajar dan istiqamah, semoga lulus ujian dengan baik, menjadi generasi penerus yang punya wawasan keislaman serta berakhlakul karimah,” katanya.

Maiyusri menginformasikan, menuntut ilmu di pesantren saat ini mendapat pengakuan secara legal formal dari pemerintah yang disetarakan. 

“Kita patut bersyukur dan menjalankan pendidikan ini dengan maksimal di pesantren,” tegasnya.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr H Waryono Abdul Ghafur, mengatakan bahwa Imtihan Wathani tahun ini merupakan penyelenggaraan yang kelima. Imtihan Wathani pertama digelar pada tahun 1438 H/2018 M. 

“Dari tahun ke tahun, penyelenggaraan Imtihan Wathani terus mengalami peningkatan, dari sisi jumlah peserta dan model yang digunakan,” jelasnya.

Waryono menilai Imtihan Wathani ini istimewa karena tetap menjaga tradisi keilmuan pesantren pada materi yang diujikan. Semua materinya juga menggunakan Bahasa Arab. Untuk jenjang PDF Ulya, materi ujiannya adalah Tafsir-Ilmu Tafsir, Hadits-Ilmu Hadits, Fiqh-Ushul Fiqh, Bahasa Arab dan Nahwu-Sharf. Sedangkan untuk PDF Wustha adalah Tafsir, Hadits, Fiqh, Bahasa Arab dan Nahwu-Sharf. [KKA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda