Beranda / Berita / Aceh / 20 Sapi Terinfeksi PMK di Lhokseumawe, Pemerintah Sediakan Obat Gratis

20 Sapi Terinfeksi PMK di Lhokseumawe, Pemerintah Sediakan Obat Gratis

Selasa, 07 Januari 2025 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Salah satu sapi yang terserang PKM. Foto: Antara


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Sebanyak 20 ekor sapi milik warga di Kota Lhokseumawe dilaporkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Beruntung, seluruh sapi yang terinfeksi telah berhasil sembuh berkat pengobatan gratis yang disediakan oleh pemerintah setempat.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan Kota Lhokseumawe, Noviyanti Rahmi, menjelaskan bahwa setelah sampel hewan diuji di Laboratorium Balai Veteriner Kementerian Pertanian di Medan, Sumatera Utara, pihaknya menerima konfirmasi bahwa seluruh sapi yang terinfeksi telah pulih.

"Balai Veteriner telah menyatakan bahwa sampel-sampel tersebut telah sembuh setelah mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian, saat ini tidak ada lagi kasus PMK di Lhokseumawe," kata Noviyanti.

Pemerintah Kota Lhokseumawe, lanjutnya, kini tengah menunggu kedatangan vaksin PMK yang dijanjikan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Vaksin tersebut akan digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit pada hewan ternak di masa mendatang.

"Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan sapi terinfeksi PMK telah disalurkan ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Kecamatan Blang Mangat dan Muara Satu. Obat-obatan ini berasal dari Dinas Peternakan Provinsi Aceh dan Balai Veteriner Kementerian Pertanian di Medan," jelas Noviyanti.

Untuk mencegah penularan lebih lanjut, Noviyanti mengimbau para peternak untuk proaktif melapor ke Puskeswan setempat jika sapi mereka menunjukkan gejala awal PMK. Ia menegaskan bahwa tim Puskeswan telah bergerak cepat dalam memberikan penanganan kepada hewan yang terinfeksi.

"Sangat penting bagi peternak untuk segera melapor jika sapi mereka mengalami gejala awal. Dengan penanganan yang cepat, kami dapat menghindari penyebaran penyakit lebih lanjut," pungkas Noviyanti.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI