Beranda / Berita / Aceh / 17 Tahun Damai Aceh, Anak Muda Jangan Hanya Jadi Penikmat Perjuangan

17 Tahun Damai Aceh, Anak Muda Jangan Hanya Jadi Penikmat Perjuangan

Minggu, 14 Agustus 2022 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

[Foto: Tangkapan layar/Ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kesepakatan perdamaian GAM-RI yang dilangsungkan pada 15 Agustus 2005 menjadi sejarah besar untuk Aceh.  

Perdamaian Aceh sudah 17 tahun ini, namun kesejahteraan bagi masyarakat Aceh hanyalah isapan jempol belaka.

Koordinator Generasi Demokrasi Resiliens (Demres), Muzakir mengatakan, pemuda sekarang belum begitu paham maksud dari butir-butir MoU Helsinki.

“Untuk membangun pemahaman terkait hal itu maka diperlukan untuk mengkaji lebih dalam,” kata Muzakir dalam bincang demokrasi yang bertemakan "Melihat 17 Tahun MoU Helsinki Dalam Perspektif Anak Muda Aceh" yang diselenggarakan generasi Demres Bireuen, Sabtu (13/8/2022) malam.

Kemudian dalam hal memaknai perdamaian, menurut Muzakir, dalam konteks beberapa hal harus dilihat siapa penikmat perdamaian ini.

“Jadi ketika berbicara perdamaian, ada orang yang sudah merasakan perdamaian, kemudian ada juga kalangan yang berjuang mendapatkan hak-haknya, maka makna perdamaian saat ini belum tercapai,” jelasnya.

Namun, bagi Muzakir, memaknai perdamaian itu berarti bebas berekspresi dan berkesempatan menempuh pendidikan yang layak.

Saat ini, kata dia, pendidikan tentang Keacehan perlu ditingkatkan. Selanjutnya, strategi dan materi wajib dipelajari oleh generasi muda Aceh karena nantinya akan merumuskan arah jalannya Aceh di masa depan.

Sementara itu, Penggiat Kebijakan Publik dan HAM, Zulfikar Muhammad mengatakan momentum 17 tahun MoU Helsinki ini, anak muda jangan hanya menikmati perjuangan kakek nenek dahulu.

“Karena nikmat itu tidak akan kekal, karena kita akan menghadapi permasalahan sesuai dengan zamannya,” ucapnya.

Lalu, ketika anak muda Aceh jadi pemimpin, politisi atau birokrat. Maka, yang harus ditanamkan adalah mengambil butir-butir MoU Helsinki lalu Aceh ini akan berjalan dengan baik.

“Soal kita tidak mampu melakukan hari ini itu tidak masalah, tapi para elit itu dikritik terus supaya dia terbangun dan sadar dari tidurnya,” tegasnya.(NR)

Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda