Beranda / Aceh Hebat / Solusi Aceh Hebat untuk Desa Terpencil

Solusi Aceh Hebat untuk Desa Terpencil

Minggu, 24 Maret 2019 22:25 WIB

Font: Ukuran: - +



DIALEKSIS.COM | BANDA ACEH - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, kerap terlihat  berada di daerah-daerah pelosok di Aceh guna memastikan adanya denyut "pembangunan" yang menunjang ekonomi masyarakat di sana.

Nova bertekad agar Pemerintah Aceh menjalankan pembangunan secara merata. Dia ingin meningkatkan rencana perbaikan daerah terpencil sebagai prioritas utama sasaran program Aceh Hebat, terutama di bidang insfrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan akses ekonomi masyarakat.

"Paling lambat pada tahun 2021, permintaan masyarakat (melalui kepala desa) akan dipenuhi secara bertahap. Kita fokus pada pembangunan jalan dan fasilitas kesehatan," ungkap Nova Iriansyah selepas meresmikan Gedung SDN 4 Beutong, Desa Krueng Isep, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, Sabtu 29 Desember 2018.

Sebelumnya, saat meninjau penyelesaian pembangunan jalan di Ulee Jalan, Nagan Raya, Nova Iriansyah menyebut bahwa pembangunan tidak disesuaikan dengan kemauan, melainkan sesuai kebutuhan untuk kemaslahatan masyarakat.

"Kita perlu membangun jalan berdasarkan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang kita mau. Yang paling penting adalah geliat ekonominya," kata Nova di Ulee Jalan, Nagan Raya, tahun lalu.

Menurut Nova, peninjauan dilakukan agar dapat keputusan  terbaik dapat diambil bersama jajaran terkait, agar pembangunan yang dilakukan tepat sasaran.

"Kunjungan dilakukan untuk melihat bukti di lapangan, bukan hanya di atas kertas. Dalam kunjungan ini termasuk kita menyerap langsung aspirasi dari masyarakat," kata Nova.

Pembangunan jalan di Ulee Jalan Nagan Raya ini mencapai panjang 30 kilometer. Pemerintah menargetkan jalan Ulee Jalan sebagai akses bagi penduduk untuk menuju ke Gunung Khong.

Akhir tahun lalu Nova menjelajah ke Desa Tanjung Pamar (Pameue), kawasan paling terisolir di Dataran Tinggi Gayo. Di sana, dia mengunjungi sejumlah sekolah, untuk melihat langsung penyelenggaraan pendidikan di daerah itu. Nova ingin memastikan jalannya pembangunan insfrastruktur di sana. Namun sebelumnya, ia juga masuk ke Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, khususnya kawasan Krueng Isep, yang selama ini sangat jauh tertinggal.

Perjalanan demi perjalanan yang ditempuh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah sejalan dengan program pemerintah pusat lewat program Komunitas Adat Terpencil (KAT), dari kementerian Sosial Republik Indonesia.

Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah sekumpulan orang dalam jumlah tertentu yang terikat oleh kesatuan geografis, ekonomi, dan/atau sosial budaya, dan miskin, terpencil, dan/atau rentan sosial ekonomi. Program KAT dilakukan dalam rangka pemberdayaan sosial. Tujuannya adalah menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial agar berdaya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

Program KAT dimulai dari Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat. Pemerintah Aceh akan membangun rumah komunitas adat terpencil di Desa itu.

Masih ada pengusulan daerah lainnya yang masuk KAT, namun belum dapat dipastikan. Walau begitu, pemerintah Aceh akan terus berupaya melakukan pembangunan yang dapat menjadi akses utama ekonomi masyarakat.

Beberapa waktu lalu Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengarahkan fokus kepada Pulau Banyak, kawasan wisata di Aceh Singkil yang nyaris tidak tersentuh pembangunan.

"Pemerintah Aceh fokus pada  pembangunan Aceh Singkil, dan lebih khusus lagi untuk Pulau Banyak," kata Nova saat berkunjung ke Pulau Banyak.

Tentu saja, fokus pada pembangunan Aceh Singkil adalah karena Aceh Singkil masih termasuk daerah tertinggal pada tahun 2015-2019.

Solusi Aceh Hebat untuk Desa Terisolir menurut Kepala Bappeda Aceh Azhari, SE, Msi, antara lain adalah dengan meningkatkan akses atau konektivitas terhadap daerah terpencil. "Kita akan menuntaskan jembatan Kilangan, Aceh Singkil untuk menghubungkan Kota Singkil – Kuala Baru – Buloh Seuma – Trumon," ungkap Azhari.

Selain itu, lanjutnya, Pemerintah Aceh juga akan melaksanakan pembangunan dermaga untuk Pulau Banyak, mengembangkan ekonomi masyarakat terpencil dan mengembangkan pariwisata unggulan di Pulau Banyak. "Kita akan kembangkan ecotourism, memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan hutan dan mengembangkan produk hasil hutan bukan kayu," tambah Azhari.

Dengan berbagai program yang diarahkan untuk mengungkit ekonomi masyarakat tersebut diharapkan dapat makin memperbaiki ekonomi dan menggenjot pendapatan keluarga di Aceh. Tentu hal tersebut hanya mungkin bila seluruh jajaran SKPA dan  perangkat aceh lainnya segera berinovasi sesuai mandat dan kewenangan masing-masing, melaksanakan program Aceh Hebat. [nfokominsa]

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda