kip lhok
Beranda / Aceh Hebat / Dyah Erti: Organisasi Perempuan harus Dilibatkan dalam Gerakan Geunting

Dyah Erti: Organisasi Perempuan harus Dilibatkan dalam Gerakan Geunting

Senin, 11 Maret 2019 21:49 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, menegaskan, bahwa lembaganya sangat berkomitmen untuk terlibat aktif dalam program Geunting atau Gerakan Upaya Pencegahan Stunting di Aceh. Dyah Erti juga mengimbau agar seluruh organisasi perempuan dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan Geunting.

Imbauan tersebut disampaikan oleh wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dekranasda Aceh itu, saat menyampaikan materi pada acara Simposium Menuju Aceh Hebat dengan Gerakan Upaya Pencegahan Stunting, yang diselenggarakan oleh BKKBN Perwakilan Aceh, di Aula Kyriad Muraya Hotel, Jum'at (8/3/2019).

"TP PKK Aceh dengan seluruh perangkatnya, siap dan sangat berkomitmen untuk terlibat aktif dalam Gerakan Upaya Pencegahan Stunting atau yang biasa disingkat Geunting. Dalam kesempatan ini, saya juga mengimbau agar seluruh organisasi perempuan turut dilibatkan dan melibatkan diri pada seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Geunting," imbau Dyah Erti.

Dyah Erti mengungkapkan, saat ini Pemerintah Aceh sedang gencar melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan stunting, apalagi Aceh menduduki peringkat ketiga se-Indonesia, sebagai daerah yang cukup tinggi angka kejadian stuntingnya, yaitu sebesar 37,9 persen.

Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Aceh terhadap penanganan dan penanggulangan stunting, pada hari Minggu (3/3) lalu, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, didampingi Wakil Ketua TP PKK Aceh dan sejumlah bupati/wali kota telah mendeklarasikan gerakan pencegahan dan penanganan stunting, di Lapangan Blang Padang.

Untuk diketahui bersama, berbagai kegiatan lain yang juga dilakukan oleh TP PKK dan Pemerintah Aceh adalah melakukan pelatihan kader Posyandu, pendampingan Ibu Hamil dan penggunaan buku KIA. Selain itu, revitalisasi dan optimalisasi Posyandu terintegrasi juga terus dilakukan.

"bersama dinas terkait, TP PKK Aceh juga terus menggalakkan taman obat mandiri keluarga dan Rumoh gizi. Semua gerakan dan upaya yang kita lakukan ini adalah untuk menekan sekecil-kecilnya angka stunting di Aceh," imbuh dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah itu.

Dalam materinya, Dyah Erti juga mengingatkan, bahwa rasa kesetiakawanan menjadi faktor penting dalam upaya penanganan mal nutrisi dan stunting. Sikap cepat tanggap, saling menjaga dan saling mengingatkan antar tetangga akan mempercepat proses penanganan, seandainya di tengah masyarakat ditemukan kejadian stunting.

Oleh karena itu, Dyah mengimbau seluruh peserta untuk tidak hanya fokus kepada keluarga sendiri tetapi juga kepada tetangga dan lingkungan sekitar. Dyah meyakini, semakin cepat diketahui, maka kejadian stunting akan cepat ditangani.

Tahun 2019 ini, Pemerintah Aceh bersama TP PKK Aceh, Unicef dan Kompak akan melakukan intervensi stunting di 10 kabupaten/kota, yaitu Pidie, Aceh Tengah, Aceh Timur, Sabang, Aceh Jaya, Simeulue, Singkil, Bireuen, Bener Meriah dan Aceh Barat.

"Ini bukan berarti penanganan stunting di kabupaten lain tidak diperhatikan tetapi fokus utamanya memang di 10 kabupaten tersebut," sambung Dyah Erti.

Sementara itu, dalam sesi tanya jawab, Dyah Erti mengamini pentingnya pendidikan pra nikah. Oleh karena itu, TP PKK Aceh sangat mendukung agar Pendidikan Pra Nikah kembali digalakkan di Aceh.

Sedangkan Kepala BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, dalam sambutannya sebelum menutup kegiatan tersebut mengingatkan pentingnya asupan gizi seimbang bagi pertumbuhan tubuh dan otak anak, sehingga mampu menjadi generasi yang mampu bersaing secara global di masa mendatang. (H)


Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda