kip lhok
Beranda / Tajuk / Dari Manasik di Aceh ke Kampung Haji di Mekkah

Dari Manasik di Aceh ke Kampung Haji di Mekkah

Sabtu, 09 November 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

DIALEKSIS.COM | Tajuk - Dua tokoh dengan latar berbeda, Prabowo Subianto dan Muzakir Manaf, bertemu dalam visi yang nyaris serupa: membangun infrastruktur ibadah haji yang ambisius. Prabowo dengan gagasan Kampung Haji di Mekkah, sementara Muzakir Manaf mengusung pembangunan pusat manasik haji di Aceh.

Kampung Haji di Mekkah bukan sekadar wacana pemukiman. Ia adalah manifestasi dari upaya memberikan pelayanan optimal bagi jamaah haji-umroh Indonesia di Tanah Suci. Di sisi lain, pusat manasik haji Aceh diproyeksikan menjadi titik kebangkitan rute spiritual Nusantara dan Melayu yang telah lama meredup.

Lebih dari sekadar fasilitas ibadah, kedua proyek ini menyimpan potensi ekonomi yang signifikan. Kampung Haji di Mekkah berpeluang menjadi hub aktivitas ekonomi, mulai dari kuliner hingga jasa pendampingan haji. Sementara Islamic Center Syiah Kuala di Aceh diharapkan menjadi katalis kebangkitan ekonomi di kawasan barat Indonesia, khususnya sebagai pusat manasik haji Asia Tenggara.

Meski ambisius, kedua proyek ini membutuhkan lebih dari sekadar perencanaan matang. Jaringan diplomasi Prabowo dengan berbagai kepala negara bisa menjadi modal penting. Namun, yang lebih krusial adalah bagaimana mengintegrasikan kedua proyek ini dalam satu rangkaian yang saling menguatkan, bukan sekadar proyek prestisius yang berdiri sendiri.

Jika berhasil, inisiatif ini bisa menjadi model bagaimana spiritualitas dan ekonomi dapat berjalan selaras, memberikan manfaat tidak hanya bagi jamaah haji Indonesia, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat secara lebih luas. Tantangannya sekarang adalah mengubah visi ambisius ini menjadi langkah konkret yang terukur.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda