DIALEKSIS.COM | Jantho - Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang sedang bertugas di Gampong Moun Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, menggelar pelatihan yang penuh makna dan sarat nilai budaya pada Kamis (11/12/2025).
Kegiatan tersebut berupa pelatihan ranup hias, sebuah kesenian tradisi Aceh yang memiliki makna simbolik dalam menyambut tamu dan mempererat hubungan sosial masyarakat. Pelatihan ini tidak hanya melibatkan ibu-ibu Gampong Moun Ikeun, tetapi juga turut mengundang perwakilan ibu-ibu dari tiga gampong lainnya, yaitu Gampong Lampaya, Lamgaboh, dan Meunasah Balee, sehingga kegiatan berlangsung dengan lebih meriah dan penuh kebersamaan.
Agenda ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa KPM terhadap warisan budaya Aceh yang perlu terus dijaga dan dilestarikan.
Ranup hias, sebagai salah satu simbol adat Aceh, kini mulai jarang dikerjakan oleh generasi muda. Dengan adanya pelatihan ini, mahasiswa KPM berharap keterampilan tersebut dapat diwariskan kembali kepada masyarakat, khususnya para ibu-ibu, agar tradisi ini tetap hidup dan dikenal oleh generasi berikutnya.
Pelatihan dilaksanakan di Balai Tahfidz Gampong Moun Ikeun dengan suasana yang penuh kekeluargaan. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan ranup hias, mulai dari pemilihan bahan, penyusunan elemen hiasan, hingga proses merangkai sirih ke dalam bentuk tradisi yang indah dan penuh nilai estetika.
Mahasiswa KPM menghadirkan mentor yang berpengalaman dalam bidang kerajinan ranup Aceh, sehingga peserta mendapatkan ilmu yang benar-benar aplikatif dan dapat dipraktikkan di rumah.
Selain melestarikan budaya, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan perempuan gampong agar memiliki keterampilan tambahan yang bisa dikembangkan menjadi peluang usaha.
Ranup hias banyak dibutuhkan pada acara adat, penyambutan tamu, dan kegiatan seremonial lain. Dengan penguasaan keterampilan ini, ibu-ibu gampong dapat membuka peluang ekonomi yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Para peserta dari Lampaya, Lamgaboh, dan Meunasah Balee juga memberikan respon yang sangat positif. Mereka merasa senang dapat diundang mengikuti kegiatan lintas gampong seperti ini, karena selain menambah pengetahuan, juga mempererat hubungan antarwilayah.
Kegiatan ini memberi ruang untuk saling bertukar pengalaman, memperluas jaringan, serta menumbuhkan rasa solidaritas antara sesama masyarakat Aceh.
Ketua KPM Moun Ikeun, Khaira, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program kerja mereka yang berfokus pada pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat.
"Semoga setelah kegiatan ini, peserta dapat meneruskan keterampilan tersebut kepada generasi muda di masing-masing gampong, sehingga nilai budaya Aceh tetap terjaga," ucapnya penuh harap.
Keuchik Moun Ikeun dan perangkat gampong lainnya turut memberikan apresiasi kepada mahasiswa KPM karena telah menghadirkan kegiatan yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Mereka menilai pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga momentum menghidupkan kembali tradisi yang semakin jarang dijumpai.
Dengan terlaksananya pelatihan ranup hias ini, mahasiswa KPM Moun Ikeun membuktikan bahwa kolaborasi antara kampus dan masyarakat dapat menjadi kekuatan besar dalam melestarikan budaya serta membangun kemandirian masyarakat.
Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut sebagai upaya menjaga identitas Aceh yang kaya akan seni dan tradisi. [m]