kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Adi Laweung: Relasi Muzakir Manaf dengan Ulama Aceh Bukan Sekadar Klaim

Adi Laweung: Relasi Muzakir Manaf dengan Ulama Aceh Bukan Sekadar Klaim

Minggu, 15 September 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Waki Ketua DPP Partai Aceh, mantan Jubir DPP PA. Foto: for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Klaim dukungan ulama dalam kontestasi Pilkada Aceh 2024 kembali menjadi sorotan. Menanggapi pernyataan Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi yang mengklaim mendapat dukungan ulama Aceh, Adi Laweung, Wakil Ketua DPP Partai Aceh (PA) angkat bicara.

"Semua orang bisa mengklaim apa saja dan dalam hal apa saja. Sementara orang banyak bisa menyatakan pengakuan di saat ada kenyataan," ujar Adi kepada Dialeksis.com, Minggu (15/9).

Mantan juru bicara DPP PA ini kemudian menguraikan relasi Muzakir Manaf, calon gubernur yang diusung PA, dengan kalangan ulama.

"Alhamdulillah, hubungan H. Muzakir Manaf atau Mualem dengan alim ulama dan pimpinan dayah-dayah di Aceh memang sangat dekat," tegasnya.

Adi menjelaskan, kedekatan ini bukan sekadar formalitas politik. "Sejak Mualem pulang dari pendidikannya di Libya, Tripoli sampai sekarang, hubungan Mualem dengan alim ulama sangat dekat. Ini sebuah kenyataan dan fakta," imbuhnya.

Lebih lanjut, Adi mengungkapkan sisi personal Muzakir Manaf. "Saya pernah melihat Mualem menangis saat ada ulama yang meninggal dunia," katanya.

Adi menyebut Muzakir sangat terpukul saat wafatnya Abon Mukhtar Luthfi bin Abdul Wahab Seulimeum dan Abuya Djamaluddin Waly pada 21 Juli 2016.

Menurut Adi, kepedulian Muzakir terhadap ulama bukan sebatas emosional. "Mualem selalu menjaga hubungan baiknya dengan seluruh ulama yang ada di Aceh, dan sering dikunjungi dalam kondisi bagaimana pun dan kapan pun," tegasnya.

Terkait pasangan Muzakir Manaf-Fadhlullah, Adi menyatakan keduanya diterima baik oleh kalangan ulama dan dayah. "Apalagi Dek Fadh juga alumni Dayah Jeumala Amal, Leungputu," ujarnya. 

Ia menambahkan, "Ini terbukti saat tes uji mampu baca Al-Quran, baik Mualem maupun Dek Fadh, keduanya fasih dan makhruj pun dapat."

Pernyataan Adi ini menjadi bantahan atas klaim dukungan ulama yang disampaikan kubu lawan. Namun, bagaimana sesungguhnya preferensi para ulama Aceh dalam Pilkada kali ini, tentu masih menjadi pertanyaan yang jawabannya akan terkuak seiring berjalannya proses politik di Serambi Mekah.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda