DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu membantu korban banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh.
Hingga kini, dampak bencana masih dirasakan luas, sementara sebagian daerah terdampak belum sepenuhnya terjangkau bantuan karena status bencana belum ditetapkan sebagai bencana nasional.
Ajakan tersebut disampaikan Ketua PWM Aceh, A. Malik Musa, S.H., M.Hum., dalam kegiatan penyerahan bantuan kemanusiaan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu). Penyerahan bantuan berlangsung di Markas Dakwah Muhammadiyah Aceh, Senin (15/12/2025).
Malik Musa mengatakan bahwa kondisi di lapangan masih memerlukan perhatian serius. Banyak korban bencana yang belum tersentuh bantuan secara memadai, terutama di wilayah-wilayah yang sulit diakses.
“Mari kita bekerja bersama membantu korban bencana banjir di Aceh ini. Karena masih banyak saudara-saudara kita yang belum terjamah bantuan, apalagi hingga hari ini statusnya belum ditetapkan sebagai bencana nasional. Ini tentu berdampak pada kecepatan dan jangkauan penanganan,” ujar Malik Musa.
Menurutnya, situasi bencana kali ini memiliki karakter yang berbeda dibandingkan peristiwa besar sebelumnya, seperti tsunami Aceh.
Jika tsunami dengan cepat mendapat perhatian nasional dan internasional karena statusnya sebagai bencana nasional, maka banjir dan longsor saat ini justru menghadapi tantangan keterbatasan akses dan respon.
“Bencana kali ini berbeda. Kalau tsunami dulu, karena skalanya sangat besar dan langsung ditetapkan sebagai bencana nasional, bantuan dari luar cepat masuk. Sekarang ini berbeda sekali. Bahkan sampai hari ini masih ada lokasi-lokasi bencana yang belum terjamah,” jelasnya.
Malik Musa mengungkapkan, saat meninjau kondisi lapangan, ia dan rombongan menyaksikan langsung bagaimana warga masih hidup dalam kecemasan.
Banyak rumah warga yang rusak, aktivitas ekonomi terhenti, dan ancaman bahaya susulan masih membayangi, terutama di daerah rawan longsor.
“Kami melihat sendiri bagaimana rumah-rumah rakyat terdampak, kehidupan masyarakat terganggu, dan rasa cemas masih menyelimuti. Karena itu, Muhammadiyah merasa terpanggil untuk hadir dan terus membersamai masyarakat,” katanya.
Melalui MDMC dan Lazismu, Muhammadiyah menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan dasar bagi para korban, sekaligus memperkuat koordinasi dengan relawan dan masyarakat setempat. Bantuan ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk selalu hadir dalam setiap situasi darurat kemanusiaan.
Malik Musa juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, mulai dari relawan, donatur, hingga masyarakat yang terus menunjukkan kepedulian terhadap sesama.
“Atas nama PWM Aceh, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, MDMC, Lazismu, para pembina, ulama, relawan, dan seluruh pihak yang telah menunjukkan kepedulian. Ini adalah wujud nyata dari semangat gotong royong dan nilai kemanusiaan,” tuturnya.
Ia berharap solidaritas untuk Aceh tidak surut, meski bencana ini belum mendapat label bencana nasional. Menurutnya, penderitaan korban tidak boleh menunggu status administratif.
“Kami berharap semua pihak bersatu membantu Aceh. Jangan menunggu status bencana nasional. Nilai kemanusiaan harus menjadi dasar kita untuk bergerak,” pungkas Malik Musa.