Rabu, 24 Desember 2025
Beranda / Feature / Lama Menunggu Pulang Bawa Tabung Kosong

Lama Menunggu Pulang Bawa Tabung Kosong

Selasa, 23 Desember 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Suasana antri gas melon di Takengon. [Foto:  Bahtiar Gayo]


DIALEKSIS.COM | Feature - Ibu setengah baya ini berdiri di bagian setengah dari belakang. Dia menduduki tabung gas melon. Sesekali dia picit-picit kepalanya, sambil menunduk. Sudah lebih dua jam dia menunggu.

Tiba tiba terdengar suara riuh bagian depan. Suasana di jalan Sengeda, lapangan Sangga Mara, persis di depan rumah Dinas Dandim 0106 Aceh Tengah, Selasa (23/12/2025) menjelang siang, bukan hanya terlihat antrian panjang dengan tabung gas melon.

Namun mulai ada yang berteriak. Ditengah gaduh itu, satu persatu akhirnya masyarakat bubar. Namun ada juga yang menghampiri truk gas, membuktikan ucapanya, soal gas tiga kilogram ini habis.

Ibu yang sedari tadi duduk di tabung gas, dia berusaha bangun, walau lambat, dia akhirnya dapat tegak berdiri.” Sudah hampir 5 jam ikut antri gas, saya tidak kebagian,”sebutnya sambil menatap Dialeksis.com dan kemudian bergegas pergi, jalan kaki sambil menenteng tabung gas kosong.

Pemandangan ratusan masyarakat yang tidak kebagian gas di titik lokasi penjualan gas masa darurat ini, bukan hanya di lapangan Sangga Mara. Seluruh lokasi titik penjualan gas juga dihiasi dengan pemandangan yang sama.

Namun di wilayah Pegasing terjadi kericuhan. Antrian mencapai 2000 orang, sementara gas hanya tersedia 560 tabung. Akhirnya aparat keamanan membuarkan antrian di Kantor Camat Pegasing ini. Gas melon tidak jadi dijual ke masyarakat.

Soal gas. Banyak masyarakat yang kecewa, sudah antri berjam-jam namun akhirnya membawa tabung gas kosong. Kembali membawa pulang KK yang sudah dicopi yang akan mereka serahkan kepada petugas untuk membeli gas.

Tehnis penjualan gas harus dievalusai, bila sistem penjualan gas melon masih tetap dengan pola seperti ini, membuka peluang kericuhan di lapangan.

Bagi yang belum mendapatkan gas, harus kembali kepada masa masa sulit saat bencana menerpa negeri ini. Harus menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak.

Di Aceh Tengah ada 12 titik lokasi pendistrubisan gas melon yang bisa dibeli oleh masyarakat. Situasi bencana yang melanda negeri, telah membuat aturan gas untuk klasifikasi rakyat miskin, tidak lagi diperuntukan buat si miskin.

Semua kalangan membutuhkan gas, bahkan mereka menenteng copian KK dan membawa tabung gas melon ukuran 3 kilogram. Mereka ikut antri, bahkan ada diantara mereka yang sudah antri usai salat subuh.

“Aceh Tengah mendapatkan pasokan gas melon sama seperti untuk hari biasa, saat normal. 6.720 tabung setiap harinya. Namun karena keadaan saat ini darurat, diambil kebijakan pembelianya ditempatkan di 12 lokasi,”sebut Mustafa Kamal, Kadis Kominfo Aceh Tengah menjawab Dialeksis.com.

Setiap titik lokasi mendapatkan 560 tabung gas. Namun kenyataanya di lapangan, jumlah pembawa tabung gas melon ini melebihi dari seribuan. Dampaknya hanya 560 orang yang mendapatkan gas.

Sisanya harus urut dada, menanti kembali kapan pasokan gas akan masuk ke Aceh Tengah. Warga berharap segera normal, sehingga kebutuhan gas dan kebutuhan lainya bisa didapatkan dengan mudah.

Hasil pantauan Dialeksis.com di lapangan, petugas yang menerima copian KK, tidak sempat melakukan catatan, siapa yang membeli gas ini. Asalkan masuk dalam antrian dan membawa KK, dia akan mendapatkan gas, kalau antrianya lebih awal.

Keadaan ini membuka peluang, kalau ada yang iseng. Satu KK bila copian KK nya dibawa oleh bukan satu orang dan membawa tabung gas kosong, dia berpeluang mendapatkan lebih dari satu gas melon.

“Semoga tidak ada yang nakal, melihat kelemahan petugas yang tidak sempat mencatat, hanya menerima copian KK. Semoga tidak ada satu keluarga karena dia gesit antri, mendapatkan dua tabung gas melon,”sebut Aman Andira, salah seorang warga yang tidak kebagian gas ini.

Harga gas 3 kilogram ini Rp 23.000. Namun masyarakat rata rata menyerahkanya Rp 25.000, kecuali mereka membawa uang pas. Karena ketika disodorkan uang yang nilainya lebih dari harga, antrian panjang sudah menyelutuk untuk cepat.

Petugas tidak menyiapkan uang receh kembalian, akhirnya karena antrian panjang, masyarakat menyerahkan Rp 25 ribu dan mendapatkan kupon untuk mendapatkan gas.

Musibah yang melanda Sumatera, telah membuat Aceh Tengah juga terlumpuhkan. Berbagai kebutuhan pokok sangat sulit didapatkan, selain sembako, gas juga termasuk barang langka. Sepekan ini sudah ada di pasaran harganya melonjak mencapai Rp 150.000 pertabung untuk tiga kilogram.

Antrian panjang di dua belas lokasi penjualan gas ini telah menyisakan kekecewaan. Banyak yang belum mendapatkan gas untuk kebutuhan memasak. Sampai kapan antrian panjang ini akan berlangsung?[bg]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI