DIALEKSIS.COM | Taiwan - Pihak berwenang Taiwan mengatakan pada hari Sabtu (20/12/2025) bahwa tersangka yang menewaskan tiga orang dan melukai 11 lainnya dalam serangan pisau dan granat asap di ibu kota pulau itu telah merencanakan serangan tersebut dan membakar lokasi lain sebelumnya pada hari itu.
Tersangka, yang diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 27 tahun bernama Chang Wen, jatuh hingga tewas dari gedung pusat perbelanjaan di Taipei setelah serangan pada hari Jumat.
Serangan tersebut mengejutkan Taiwan, di mana kejahatan kekerasan jarang terjadi, mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan keamanan di tempat-tempat ramai dan acara-acara besar, termasuk perayaan Malam Tahun Baru yang biasanya menarik banyak penduduk lokal dan wisatawan untuk mengikuti hitung mundur di luar ruangan.
Chang Jung-Hsin, direktur jenderal Badan Kepolisian Nasional, mengatakan tersangka memulai serangkaian serangan pada pukul 15.40 waktu setempat, pertama-tama membakar jalan dan menyebabkan kerusakan pada mobil dan sepeda motor. Dia juga membakar tempat tinggalnya.
Tersangka kemudian melemparkan granat asap di dekat dua pintu keluar stasiun metro Taipei Main dan menggunakan pisau untuk melukai seseorang hingga tewas, kata Chang. Setelah serangan itu, tersangka menggunakan jalur bawah tanah untuk kembali ke hotel tempat ia menginap. Kemudian ia melemparkan lebih banyak granat asap dan menggunakan pisaunya untuk membunuh orang lain di luar pusat perbelanjaan Eslite Spectrum Nanxi, kata pejabat itu.
Ia juga melukai seorang lainnya hingga tewas di lantai empat gedung pusat perbelanjaan sebelum melompat dari lantai lima dan meninggal dunia, kata Chang.
Pejabat itu mengatakan granat asap yang digunakan pelaku dapat dibeli secara online dan tersangka mengunjungi lokasi tersebut sebelum serangan.
“Tersangka merencanakan serangan tanpa pandang bulu. Ia bertindak sesuai rencananya,” kata Chang, menambahkan bahwa penyelidikan awal tidak menemukan bahwa tersangka bertindak bersama orang lain.
Pihak berwenang masih menyelidiki motifnya. Chang mengatakan tersangka telah secara sukarela menjalani wajib militer tetapi dipecat karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Tersangka dicari sejak Juli setelah gagal melapor untuk wajib militer, tambahnya.
“Tersangka belum menghubungi keluarganya selama lebih dari dua tahun,” kata Chang. “Mereka mengatakan tersangka telah tertarik pada senjata api sejak masih muda.”
Enam orang yang terluka masih dirawat di rumah sakit. Dua orang dirawat di unit perawatan intensif, tetapi kondisi mereka stabil setelah operasi, kata pihak berwenang.
Setelah menerima penjelasan dari para pejabat, Presiden Taiwan Lai Ching-te menyerukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut, dengan meneliti latar belakang tersangka, motif, sumber daya keuangan, dan apakah ia menerima bantuan dari orang lain. [AP]
