Jum`at, 26 Desember 2025
Beranda / Berita / Dunia / Kemajuan Kapal Selam Nuklir Korea Utara Picu Ketegangan dengan Seoul

Kemajuan Kapal Selam Nuklir Korea Utara Picu Ketegangan dengan Seoul

Kamis, 25 Desember 2025 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa kapal selam bertenaga nuklir yang sedang dibangun di lokasi yang tidak diungkapkan dalam foto tanpa tanggal yang diberikan pemerintah pada hari Kamis (25/12/2025). [Foto: Korean Central News Agency / Korea News Service via AP]


DIALEKSIS.COM | Pyongyang - Korea Utara menunjukkan kemajuan signifikan dalam pembangunan kapal selam bertenaga nuklirnya, dengan foto-foto yang dirilis media pemerintah menunjukkan lambung kapal yang sebagian besar telah selesai. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengkritik keras upaya Korea Selatan untuk memperoleh kapal selam serupa, menekankan perlunya modernisasi angkatan laut Korea Utara dengan persenjataan nuklir.

Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kim mengunjungi galangan kapal untuk memeriksa pembangunan kapal selam kelas 8.700 ton, yang disebut sebagai langkah penting dalam modernisasi armada nuklir laut Korea Utara. Kapal selam ini digambarkan sebagai “kapal selam rudal berpemandu strategis” atau “kapal selam serang nuklir strategis,” yang menurut Pyongyang, akan memperkuat kemampuan pencegahan perang nuklir negara tersebut.

Dalam kunjungan itu, Kim menyebut rencana Korea Selatan untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir sebagai “tindakan ofensif” yang melanggar keamanan dan kedaulatan maritim Korea Utara. Menurutnya, upaya Seoul, yang didukung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, semakin menekankan pentingnya pengembangan kapal selam nuklir Korea Utara.

KCNA merilis foto-foto yang memperlihatkan Kim memeriksa kapal besar berwarna merah anggur, dilapisi cat anti-korosi, bersama pejabat senior dan putrinya. Ini menandai pertama kalinya media pemerintah menampilkan kapal selam tersebut sejak Maret, ketika hanya bagian bawah kapal yang diperlihatkan.

Belum ada keterangan resmi tentang jadwal penyelesaian kapal selam. Namun, para ahli menduga bahwa perilisan gambar lambung yang hampir selesai menunjukkan bahwa sebagian besar komponen inti, termasuk mesin dan kemungkinan reaktor, sudah terpasang. Moon Keun-sik, seorang ahli kapal selam dari Universitas Hanyang Seoul dan mantan perwira angkatan laut Korea Selatan, mengatakan bahwa publikasi gambar tersebut menandakan kapal selam kemungkinan akan diuji di laut dalam beberapa bulan mendatang.

“Kemunculan seluruh kapal saat ini menunjukkan bahwa sebagian besar peralatan telah dipasang dan kapal hampir siap diluncurkan ke air,” kata Moon.

Pengembangan Senjata Nuklir Laut

Kapal selam bertenaga nuklir merupakan bagian dari rencana luas Korea Utara untuk memperkuat kemampuan militer modern, yang diumumkan Kim pada konferensi politik besar tahun 2021. Selain kapal selam, program tersebut mencakup rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, senjata hipersonik, satelit mata-mata, dan rudal multi-hulu ledak.

Beberapa pengujian untuk mengembangkan sistem-sistem ini telah dilakukan, termasuk peluncuran kapal perusak baru yang diklaim Kim sebagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan operasional dan kemampuan serangan pendahuluan pasukan nuklir negara itu.

Para analis memperingatkan bahwa jika kapal selam ini mampu beroperasi secara diam-diam dan meluncurkan rudal dari bawah air, hal itu akan meningkatkan risiko keamanan bagi negara-negara tetangga, karena peluncuran rudal semacam ini sulit dideteksi sebelumnya.

Namun, masih ada keraguan mengenai kemampuan Korea Utara untuk memperoleh teknologi dan sumber daya yang diperlukan, mengingat sanksi internasional yang berat dan keterbatasan ekonomi negara tersebut. Beberapa pengamat menilai aliansi baru-baru ini antara Pyongyang dan Moskow, termasuk pengiriman ribuan pasukan dan peralatan militer Korea Utara untuk mendukung Rusia di Ukraina, mungkin mempermudah transfer teknologi yang relevan.

Moon menyatakan bahwa meski ada dugaan Korea Utara mungkin mendapatkan reaktor dari Rusia, kemungkinan besar negara itu merancang reaktornya sendiri, dengan bantuan teknologi terbatas dari sekutunya.

Respons Korea Selatan dan Amerika Serikat

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, telah menyerukan dukungan Amerika Serikat bagi upaya Seoul untuk membangun kapal selam nuklir, sambil menekankan pentingnya meningkatkan pengeluaran pertahanan nasional. Trump menyatakan kesediaan Amerika Serikat untuk berbagi teknologi rahasia guna memungkinkan pembangunan kapal selam tersebut, tetapi rincian teknis, termasuk lokasi pembangunan dan pasokan bahan bakar nuklir, masih belum jelas.

Kantor Berita Pusat Korea juga melaporkan bahwa Kim pada hari Rabu mengawasi uji coba rudal anti-pesawat baru yang ditembakkan ke laut. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan pihaknya mendeteksi peluncuran beberapa rudal dari kota pesisir timur, sementara badan intelijen Korea Selatan dan AS sedang menilai rincian senjata tersebut.

Ketegangan di Semenanjung Korea

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring percepatan program nuklir Korea Utara dan pendalaman hubungan dengan Rusia pasca-invasi Ukraina. Pyongyang secara konsisten menolak upaya Washington dan Seoul untuk memulai kembali negosiasi nuklir, yang terakhir kali gagal pada 2019 setelah pertemuan puncak dengan Trump.

Para analis menilai perkembangan terbaru ini, termasuk kemajuan kapal selam nuklir dan uji coba rudal anti-pesawat, menunjukkan ambisi Kim Jong Un untuk memperkuat posisi militernya dan meningkatkan kemampuan pencegahan nuklir terhadap ancaman eksternal.

Jika terealisasi, kapal selam nuklir Korea Utara akan menjadi simbol kekuatan strategis baru yang dapat menimbulkan ketidakpastian keamanan di kawasan Asia Timur, terutama bagi Korea Selatan, Jepang, dan sekutu Amerika Serikat di kawasan tersebut. [AP]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI