Senin, 28 April 2025
Beranda / Berita / Dunia / China Sindir Juru Bicara Trump Gegara Kenakan Kaus ‘Made in China’

China Sindir Juru Bicara Trump Gegara Kenakan Kaus ‘Made in China’

Kamis, 17 April 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menuai kritik usai tampil mengenakan busana “Made in China” di puncak ketegangan perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Foto: AFP/Mandel Ngan


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, tengah menjadi sorotan setelah mengenakan atasan merah produksi Tiongkok dalam konferensi pers, di tengah memanasnya perang tarif antara Amerika Serikat dan Negeri Tirai Bambu.

Leavitt tampil dalam foto yang viral di platform media sosial China seperti Weibo dan Xiaohongshu. Atasan berlengan panjang itu diketahui berasal dari merek Inggris, Self - Portrait, rancangan desainer keturunan China-Malaysia, Han Chong. Meski labelnya Inggris, produksi pakaian tersebut ternyata berlokasi di Tiongkok.

Klaim soal asal busana itu pertama kali mencuat dari unggahan Konsul Jenderal China di Bali, Zhang Zhisheng, melalui akun X (dahulu Twitter). Zhang memamerkan tangkapan layar dan foto, serta menyebut bahwa renda hitam pada gaun tersebut diidentifikasi langsung oleh salah seorang pekerja pabrik di negeri asalnya. 

“Menuduh China adalah bisnis. Membeli China adalah kehidupan,” tulis Zhang, yang kemudian memantik keramaian komentar netizen.

Warganet pun tak ketinggalan berpolemik. “Orang munafik terungkap. Ini lucu banget,” ujar seorang pengguna Weibo. Sementara pengguna lain menambahkan, “Lelucon itu ditulis diri sendiri.”

Insiden busana ini bertepatan dengan eskalasi tarif impor antara Washington dan Beijing. Pada 2 April lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal bagi lebih dari 180 negara atas barang impor ke AS, dengan China dikenai bea sebesar 34 persen belum termasuk tambahan 10 persen tarif global. 

Sehari kemudian, Beijing membalas dengan tarif serupa untuk produk AS, diikuti peningkatan lagi oleh pemerintahan Trump. Terakhir, Amerika Serikat menaikkan tarif hingga 245 persen untuk sejumlah barang impor Tiongkok, yang kemudian kembali dibalas oleh China.

Saat ini, kedua negara tampak tak ingin meredam ketegangan. Beijing menyatakan tidak ingin berperang, tetapi juga tidak gentar menghadapi kebijakan proteksionis Washington.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes