Senin, 01 Desember 2025
Beranda / Berita / Dunia / Bandit Culik 14 Warga Termasuk Pengantin dan Bayi di Sokoto, Nigeria

Bandit Culik 14 Warga Termasuk Pengantin dan Bayi di Sokoto, Nigeria

Senin, 01 Desember 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Petugas polisi berjaga di luar sekolah tempat anak-anak diculik oleh orang-orang bersenjata di Kebbi, Nigeria [Foto: Deeni Jibo/AP Photo]


DIALEKSIS.COM | Nigeria - Penyerang bersenjata menculik 13 perempuan dan seorang bayi dalam penggerebekan semalam di timur laut Nigeria, menandai penculikan massal terbaru di negara Afrika Barat tersebut.

Seorang pengantin perempuan dan 10 pengiring pengantinnya termasuk di antara mereka yang diculik pada Sabtu hingga Minggu malam dari desa Chacho di Negara Bagian Sokoto, ungkap seorang warga kepada kantor berita AFP.

"Para bandit menyerbu desa kami tadi malam dan menculik 14 orang, termasuk seorang pengantin wanita dan 10 pengiring pengantin wanita, dari sebuah rumah di lingkungan Zango," kata Aliyu Abdullahi, seorang warga desa Chacho.

Seorang bayi, ibu bayi tersebut, dan seorang perempuan lain juga diculik, tambah Abdullahi.

Menurut Abdullahi, Chacho telah menjadi sasaran para bandit pada bulan Oktober yang menculik 13 orang. "Kami harus membayar tebusan untuk mengamankan kebebasan mereka. Sekarang, kami menghadapi situasi yang sama," katanya.

Laporan intelijen Nigeria yang dilihat oleh AFP mengonfirmasi serangan tersebut.

"Sokoto mengalami peningkatan signifikan dalam penculikan yang diprakarsai bandit pada bulan November, yang berpuncak pada jumlah serangan tertinggi dalam setahun terakhir," demikian temuan laporan tersebut.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa kesepakatan yang dicapai oleh negara-negara tetangga dengan harapan agar para bandit setuju untuk menghentikan aktivitas mereka mungkin menjadi salah satu penyebab peningkatan tersebut.

Minggu lalu, para penyerang menculik 25 siswa di Negara Bagian Kebbi dan lebih dari 300 siswa di Negara Bagian Niger. Mereka yang diculik dari Kebbi diselamatkan dan disatukan dengan orang tua mereka, sementara pencarian terhadap yang lainnya masih berlangsung.

Penculikan massal untuk tebusan telah menjadi hal yang umum di Nigeria utara, di mana geng-geng bersenjata menargetkan sekolah dan komunitas pedesaan, yang seringkali membuat pasukan keamanan setempat kewalahan.

Kerusuhan tersebut telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Nigeria, dengan Presiden Bola Tinubu mengumumkan keadaan darurat nasional pada hari Rabu.

Terlebih lagi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengancam akan melancarkan serangan di Nigeria sebagai respons atas dugaan kekerasan anti-Kristen.

Meskipun kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mendesak pemerintah Nigeria untuk berbuat lebih banyak dalam mengatasi kerusuhan di negara itu, para ahli mengatakan bahwa klaim "genosida Kristen" adalah salah dan terlalu menyederhanakan keadaan. [Aljazeera/AFP]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI